Helikopter Bakal Ditambah untuk Efektifkan Pemadaman
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS – Kebakaran lahan di Kalimantan Barat, hingga Jumat (17/8/2018) belum berhasil diatasi. Akibatnya, kabut asap masih menyelimuti Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Helikopter pemadam akan ditambah guna meningkatkan efektivitas penanggulangan kebakaran lahan.
“Dalam waktu dekat helikopter untuk pemadaman melalui udara akan ditambah dua unit lagi, sehingga total ada tujuh helikopter di Kalimantan Barat. Fokus penanganan saat ini mengoptimalkan pemadaman khususnya dari udara,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) TTA Nyarong, Jumat (17/8/2018).
Pemadaman dari udara, menurut Nyarong, bisa mengurangi dampak kebakaran lahan. Setidaknya, hingga Jumat, Bandara Internasional Supadio Pontianak masih beroperasi normal. Kabut asap belum mengganggu penerbangan. Dengan tambahan helikopter, diharapkan penanggulangan bisa lebih efektif.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalbar Adi Yani, mengatakan, asap akibat kebakaran lahan lebih banyak di Pontianak karena tergolong dataran rendah. Asap dari berbagai wilayah yang terbakar terkumpul di Pontianak.
Upaya mencegah kebakaran lahan sudah dilakukan sejak 2017 melalui restorasi gambut. Pada 2017, dari sekitar 2 juta hektar (ha) total lahan gambut di Kalbar, terdapat sekitar 3.000 ha lahan yang masuk dalam program restorasi. Target restorasi gambut 3.000 ha itu di Kabupaten Kubu Raya dan Mempawah. Adapun pada 2018, terdapat sekitar 38.000 ha yang menjadi sasaran restorasi.
“Kami juga sudah membentuk masyarakat desa peduli gambut. Mereka menjadi tulang punggung agar tidak terjadi kebakaran lahan di lahan 3.000 ha yang masuk program restorasi pada 2017. Dalam waktu dekat mereka akan kami kumpulkan lagi untuk diberi pengarahan,” kata Adi.
Selain itu, di area seluas 3.000 ha itu pula, telah dibangun 200 sekat kanal dan sekitar 100 sumur bor. Sekat kanal itu dibangun agar gambut basah sehingga mencegah kebakaran lahan. Adapun sumur bor bisa difungsikan masyarakat peduli gambut untuk menyemprot gambut. Tim Mangga Agni juga bisa menggunakannya untuk memadamkan api.
“Kebakaran lahan dan kabut asap masih berlangsung karena kebakaran terjadi jauh dari area restorasi gambut khususnya dari sumur bor. Dengan kondisi itu, cukup sulit untuk ditanggulangi,” papar Adi.
Pantauan Kompas, kebakaran lahan terus terjadi pada Jumat. Salah satunya di Jalan Parit Haji Husin 2 Pontianak, terdapat lahan gambut sekitar 1 ha yang terbakar. Petugas gabungan berusaha memadamkan melalui darat dan udara. Kedalaman gambut di daerah itu sekitar 1 meter, sehingga pemadaman cukup sulit.
Jumlah titik panas juga masih signifikan. Bahkan, pantauan melalui citra satelit berdasarkan data pengolahan Lapan sejak Kamis (16/8/2018) pukul 07.00 hingga Jumat (17/8/2018) pukul 07.00 terdapat 229 titik panas di Kalbar.
Akibatnya kabut asap masih menyelimuti Pontianak dan Kubu Raya. Upacara Hari Ulang Tahun Ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia di Pontianak bahkan dilaksanakan di tengah kepungan asap. Pada Jumat malam, kabut asap di Pontianak dan Kubu Raya kian tebal disertai bau menyengat.