PONTIANAK, KOMPAS Operasi pemadaman melalui udara belum bisa menanggulangi kebakaran lahan di Kalimantan Barat hingga Sabtu (18/8/2018). Bahkan, lahan yang sudah pernah dipadamkan kini terbakar lagi. Hujan buatan dengan teknologi modifikasi cuaca mendesak dilakukan.
Sabtu lalu, di Kota Pontianak, misalnya, kebakaran masih terjadi di sejumlah lokasi, seperti di daerah Jalan Parit Haji Husin 2 Pontianak dan Jalan Sepakat 2 Pontianak. Di Sungai Raya Dalam, Kabupaten Kubu Raya, muncul titik api baru seluas 1 hektar, Sabtu sore.
Lokasi yang terbakar merupakan lahan gambut. Api hanya berjarak 50 meter dari permukiman warga. Warga pun mengeluarkan perabotan rumah karena khawatir api membakar rumah mereka.
Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Pontianak Sahat Irawan Manik, kemarin, mengatakan, kalau hanya mengandalkan operasi darat dan udara dengan helikopter cukup sulit. Sebab, di samping jumlah personel gabungan yang terbatas, sumber air juga terbatas. Kalaupun menggunakan helikopter, jauhnya sumber air dari lokasi kebakaran akan memperlambat pemadaman.
”Perlu upaya lain, melalui hujan buatan dengan modifikasi cuaca. Dengan demikian, pemadaman kebakaran di lahan gambut bisa lebih efektif,” katanya.
Di Pontianak, kemarin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei menjelaskan, modifikasi cuaca untuk pembasahan lahan baru akan dimulai Selasa depan.
Pemerintah daerah sudah berupaya maksimal. Hanya memang perlu lebih diperkuat dan fokus dalam upaya penanggulangan kebakaran lahan. Apalagi, cuaca kering diperkirakan masih akan melanda hingga bulan September mendatang.