Tim Pengawas Diterjunkan Periksa Kesehatan Hewan Kurban
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo, Jateng, mulai memeriksa kesehatan hewan-hewan kurban yang diperjualbelikan, Senin (20/8/2018). Ini dilakukan untuk memastikan hewan-hewan kurban itu dalam kondisi sehat.
“Kami sudah membentuk lima tim pengawasan. Setiap kecamatan ada satu tim, yang terdiri dari 1 dokter hewan dibantu tenaga teknis lain,” kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo Weni Ekayanti di sela-sela pemeriksaan hewan kurban di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.
Weni mengatakan, pemeriksaan kesehatan hewan kurban dimulai, Senin (20/8/2018), dengan mendatangi setiap lokasi penjualan. Diperkirakan ada sekitar 50 lokasi penjualan hewan kurban di Solo. “Berdasarkan pengalaman pemeriksaan kesehatan hewan kurban pada tahun lalu di Solo, tidak ditemukan penyakit ternak yang berbahaya. Semoga tahun ini juga tidak ada,” katanya.
Weni mengatakan, selain melakukan pemeriksaan kesehatan hewan di tempat penjualan, tim juga akan melakukan pemeriksaan di tempat penyembelihan pada hari Idul Adha. Hal ini untuk memastikan semua hewan kurban memenuhi persyaratan kesehatan sebelum disembelih.
Manto, pedagang hewan kurban di Pajang, Solo, mengaku, membeli hewan kurban sapi jenis lokal dan metal dari Magetan dan Ngawi, Jawa Timur untuk dijual kembali di Solo. Karena, harga sapi dari Magetan dan Ngawi lebih murah sekitar Rp 500.000 per ekor dibandingkan sapi-sapi di Solo dan daerah sekitarnya. Sapi yang dijual untuk hewan kurban rata-rata berumur 3 tahun dengan bobot sedikitnya 3 kuintal. “Harganya mulai dari Rp 15 juta hingga paling mahal Rp 50 juta per ekor,” katanya.