Muncul Titik Api di Sumsel
Titik api meningkat di Sumatera Selatan. Patroli dan upaya pemadaman ditingkatkan agar tidak ada asap mengganggu Asian Games 2018. Di Kalteng dan Kalbar, titik panas meluas.
PALEMBANG, KOMPAS Patroli udara, Senin (20/8/2018) sore, menemukan kebakaran di lima lokasi di Sumatera Selatan, yakni di Ogan Komering Ilir tiga lokasi, Banyuasin (enam lokasi), Ogan Ilir (satu lokasi), Muara Enim (satu lokasi), dan Musi Banyuasin (dua lokasi). Senin pagi, satu titik api terlihat di Desa Pulu Beruang, Ogan Komering Ilir.
Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel Anshori mengatakan, penduduk membakar sampah hasil pembersihan lahan sore hari karena siang hari mereka merasa diawasi.
Baru dua lokasi kebakaran bisa dipadamkan, yakni Sukajadi dan Meranti di Banyuasin. Tim patroli memastikan kebakaran tidak merambat ke lahan gambut.
Dalam laporan harian Siaga Darurat Bencana Asap, Minggu (19/8), pukul 18.30, patroli udara menemukan sejumlah titik api di lima lokasi. Di Banyuasin ada empat titik api, Musi Banyuasin (dua titik api), Ogan Ilir (dua titik api), Muara Enim (satu titik api), dan Ogan Komering Ilir (dua titik api). ”Titik-titik api itu telah padam, baik padam sendiri maupun oleh petugas,” tuturnya.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Agus Santosa menyatakan, tingkat kelembaban di Sumsel rendah. Suhu udara saat ini 33-34 derajat celsius.
Analisis BMKG, potensi bahaya kebakaran hutan kategori sangat mudah terjadi di hampir semua wilayah Sumsel. Wilayah tengah, seperti Kota Palembang, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin, termasuk sangat rentan.
Menurut staf Seksi Kebakaran Hutan dan Lahan (KHL) Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan KHL Wilayah Sumatera Dwi Setya Hatmoko, patroli darat untuk pencegahan dan pemadaman dini kebakaran dilakukan 50 posko patroli terpadu di provinsi.
Setiap posko diisi personel dari Manggala Agni, TNI, polisi, dan masyarakat peduli api atau satuan tugas desa. Posko disebar di Musi Banyuasin (13 posko), Banyuasin (12 posko), Ogan Komering Ilir (13 posko), Lahat (12 posko). ”Kami menambah empat unit patroli selama perhelatan Asian Games 2018,” ujar Dwi.
Kepala Seksi Lahan, Kebakaran, Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Herlan Kagami mengatakan, pemerintah daerah berkoordinasi dengan para pelaku usaha untuk bersinergi dengan posko. ”Tiga hari lalu, mereka membasahi jalan di Ogan Komering Ilir dua kali sehari,” kata Herlan.
Titik panas meluas
Di Kalimantan Tengah, jumlah titik panas terus meningkat, dari 96 titik menjadi 146 titik, Minggu sampai Senin. Sejak awal 2018 hingga kini, 4.232,2 hektar lahan terbakar. Senin pagi, beberapa sukarelawan mulai membagikan masker N95 kepada warga karena asap tipis mulai menyebar.
Di Palangkaraya, kebakaran lahan terjadi di Jalan Petuk Katimpun, Jalan G Obos 14, dan Jalan Yos Sudarso Ujung. Kebakaran terjadi sejak Minggu. Pemadaman masih berlangsung hingga Senin petang.
Sebagian besar lahan yang terbakar adalah lahan tidur yang tidak digarap atau dijaga. Total kebakaran di Palangkaraya lebih dari 20 hektar.
Salahuddin Anwar (46), warga Yos Sudarso Ujung, menuturkan, bau gambut terbakar mulai tercium sejak seminggu lalu.
Data BMKG Palangkaraya menunjukkan, ada 146 titik panas tersebar di semua kabupaten di Kalteng kecuali di Kabupaten Barito Utara. Titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur (39 titik), Kabupaten Kapuas (27 titik). Sisanya tersebar di kabupaten lain.
Kepala Sub-Bagian Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalteng Alpius Patanan mengatakan, di Kotawaringin Timur, khususnya kota Sampit, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) meningkat ke kategori sedang (poin 85). Menurut dia, jika di angka 100, masuk kategori tidak sehat.
”Di Kabupaten lain, ISPU masih di kategori baik hingga sedang,” kata Alpius.
Kebakaran menyebabkan jarak pandang menurun. Di Kabupaten Kotawaringin Barat, jarak pandang tinggal 2 kilometer. ”Jarak pandang dinilai berbahaya jika di bawah 1 kilometer,” ucap Alpius.
Saat ini, semua tim bergerak melakukan pemadaman kebakaran di semua kabupaten.
Mengganggu kesehatan
Di Kalimantan Barat, kabut asap akibat kebakaran lahan mulai berdampak serius. Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya meningkat.
”Di Kota Pontianak, pada Juli, jumlah penderita ISPA rata-rata 400 orang per minggu. Bulan Agustus meningkat jadi 700-800 orang per minggu. Di Kubu Raya, pada hari biasa, penderita ISPA 300 orang per minggu. Di musim kabut asap, rata-rata 500 orang per minggu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Andy Jap, Senin.
Masyarakat diimbau mengurangi aktivitas di luar rumah karena kabut asap dan partikelnya berbahaya bagi kesehatan.
ISPU di Kota Pontianak, Senin, pukul 08.00-11.00, sempat menyentuh level berbahaya. Bahkan, pukul 10.00 sempat di level berbahaya dengan angka konsentrasi PM10 mencapai 403,98 mikrogram per meter kubik.
ISPU dikatakan sehat jika PM10 0-50 mikrogram per meter kubik. Level sedang jika PM10 50-150 mikrogram per meter kubik dan masuk level tidak sehat apabila PM10 150-250 mikrogram per meter kubik. Jika nilai PM10 250-350 mikrogram per meter kubik, masuk level sangat tidak sehat, dan level berbahaya jika PM10 lebih dari 350 mikrogram per meter kubik. Partikel berukuran PM10 atau lebih kecil berbahaya karena bisa masuk dan menempel di paru.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar meliburkan siswa SMK dan SMA di Pontianak dan Kubu Raya mulai Senin dan masuk Kamis (23/8). Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengatakan, pemkot meliburkan siswa PAUD, TK, dan SD sejak Senin hingga Minggu (26/8). Siswa SMP libur Senin hingga Kamis.
Kabut asap sempat mengganggu penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Senin pagi. Jarak pandang di landasan hanya 300 meter. Penerbangan kembali normal pukul 07.58 karena jarak pandang sudah 1.000 meter.
(LSA/IDO/ESA)