MAGELANG, KOMPAS- Pasar tradisional tidak sekedar menjadi tempat bertransaksi dagang, atau tempat untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan keunikan dan karakter khas yang dimiliki, pasar tradisional sebenarnya bisa dikemas menjadi obyek wisata.
“Transaksi yang berlangsung di pasar, jangan lagi semata-mata dipandang dari nilai nominal dan keuntungan yang didapat. Nilai dari pengalaman, keunikan bertransaksi yang ada di masing-masing pasar, harus pula diperhatikan karena hal semacam itu menarik untuk dijual sebagai daya tarik wisata,” ujar Ketua Dewan Pembina Yayasan Danamon Peduli Bayu Krisnamurti, saat ditemui di sela-sela acara peluncuran program pasar sejahtera dan Festival Pasar Rakyat (FPR) Magelang 2018 di Pasar Rejowinangun, Minggu (26/8/2018).
Bayu meyakini, setiap pasar memiliki keunikan karakteristik berbeda, sesuai dengan adat budaya masyarakat setempat.
Yayasan Danamon Peduli adalah yayasan yang sejak tahun 2015 intens melakukan mendampingi, membantu upaya pengembangan pasar-pasar tradisional. Di Pasar Rejowinangun, Yayasan Danamon Peduli bersama dengan Pemerintah Kota Magelang dan Forum Komunitas Seni Budaya Magelang bersama-sama meluncurkan program pasar sejahtera dan FPR. FPR dimaksudkan sebagai upaya promosi, untuk menguatkan nilai pasar tradisional di kalangan masyarakat.
Ketua Panitia FPR 2018, Andritopo Senjoyo, mengatakan, pasar tradisional harus terus dijaga keberadaannya, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai kearifan lokal yang di masa sekarang tidak mungkin ditemui dalam transaksi penjualan online.
“Seorang pedagang pasar tradisional rela menutup kiosnya sehari untuk berkunjung, melayat pelanggan atau kenalannya yang meninggal dunia. Hal ini tidak dilakukan oleh pelaku usaha online shop yang kerap hanya mengungkapkan duka citanya melalui ucapan di mesin cetak atau smartphone,” ujarnya.
Seorang pedagang pasar tradisional rela menutup kiosnya sehari untuk berkunjung, melayat pelanggan atau kenalannya yang meninggal dunia.
Untuk semakin menguatkan fungsi dan peran pasar tradisional di masyarakat, Kementerian Perdagangan pun terus intens melakukan revitalisasi pasar. Dimulai sejak tahun 2015, hingga tahun 2019 mendatang, program revitalisasi ditargetkan tuntas dilaksanakan di lebih dari 5.000 pasar.
Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Sarana Distribusi Kementerian Perdagangan Anwar Achmad, mengatakan, revitalisasi tidak sekedar dilakukan pada bangunan fisik. Kementerian Perdagangan juga berupaya melakukan pembenahan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di pasar. Peningkatan kualitas itu antara lain dilakukan dengan menggelar pelatihan bagi pengelola pasar dan menyelenggarakan sekolah pasar bagi para pedagang pasar.