MALANG, KOMPAS - Kabupaten Malang, Jawa Timur, berupaya menumbuhkembangkan desa wisata. Selama ini potensi desa yang bisa dikembangkan untuk menjadi tempat tujuan wisata di Malang cukup banyak namun sebagian masih belum digarap. Padahal desa wisata punya peran cukup besar dalam menyejahterakan masyarakat setempat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Made Arya Wedanthara, Senin (27/8/2018), mengatakan, potensi desa wisata di Malang cukup besar tetapi masih harus “dibangunkan”. Pihaknya telah sering meyakinkan tentang potensi ini namun semua butuh proses dan waktu.
“Kami terus mendengungkan, dimulai dimulai dari masyarakat dulu. Bagaimana mereka sadar wisata, jadi tidak top down,” ujar Made di sela-sela kegiatan Pesona Desa Wisata di tepian Waduk Selorejo, Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Senin (27/8/2018).
Pesona Desa Wisata diikuti 18 desa wisata di Kabupaten Malang. Tiap desa wisata menyuguhkan potensi yang dimiliki, mulai dari kuliner, kerajinan tangan, hingga seni dan budaya. Mereka juga mendapatkan arahan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur agar tercipta sinergi, saling memahami dan membantu promosi antardesa wisata.
Menurut Made sejauh ini tidak ada persoalan berarti untuk mendirikan sebuah desa wisata. Kendala hanya pada masing-masing kepala desa. Ada kepala desa yang kreatif sehingga bisa menghasilkan inovasi bagi desanya, seperti Gubung Klakah di Kecamatan Poncokusumo dan Pujon Kidul di Kecamatan Pujon. Namun ada juga kepala desa yang kurang kreatif.
Made mengatakan, untuk menuju desa wisata pihaknya saat ini telah membentuk dan membina sekitar 85 kelompok sadar wisata (pokdarwis). Harapannya tahun ini ada 100 pokdarwis yang terbentuk. Seluruh 379 desa di Kabupaten Malang diharapkan sudah memiliki pokdarwis dan bisa menjadi desa wisata pada akhirnya 2021.
Kepala Seksi Destinasi Wisata Alam Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Suwondo, dalam acara sarasehan bersama pihak desa wisata, mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk terwujudnya sebuah desa wisata. Misalnya, konektivitas dan infrastruktur pendukung.
Menurut Suwondo, dibanding daerah lainnya, pembangunan kepariwisataan di Malang sudah sistemik.
Sementara itu, terkait soal sampah yang menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh desa wisata, Renung Rubiatadji dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, mengatakan, pihaknya tengah bekerjasama dengan pihak lain untuk menyediakan tempat pembuangan sampah. Ia memiliki banyak area wisata menarik.
“Di kawasan ini perlu ada tempat sampah. Sehingga kami minta bantuan Perhutani yang ada di kawasan itu untuk menyediakan lahan khusus agar sampah tidak dibawa tempat pembunagan akhir di utara (Malang tengah). Juga biar sampah tidak terbuang ke laut,” ujarnya.