BANDA ACEH, KOMPAS – Sebanyak 11 warga Aceh korban penipuan calo tenaga kerja melarikan diri dari Serawak, Malaysia ke Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Selama di Malaysia mereka dipekerjakan di perkebunan sawit, padahal sebelumnya dijanjikan bekerja di pabrik.
Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Aceh Jaka Prasetiono, di Banda Aceh, Selasa, (28/8/2018) menuturkan tenaga kerja tersebut masuk ke Malaysia secara ilegal. Mereka termakan bujuk rayu calo yang menjanjikan pekerjaan di pabrik dengan gaji 4.000 ringgit atau setara Rp 14 juta lebih per bulan, dengan hitungan nilai Rp 3.500 per 1 ringgit. Kenyataannya mereka digaji 900 ringgit per bulan.
Setelah bekerja selama 20 hari, menjelang perayaan Idul Adha 2018 mereka melarikan diri dengan modal uang 200 ringgit pinjaman pada perusahaan. Mereka kabur dengan berjalan kaki ke perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Selama di Entikong mereka ditampung oleh BP3TKI Pontianak.
“Mereka korban penipuan. Calo memang kerap memanfaatkan warga dengan iming-iming pendapatan besar jika bekerja di Malaysia. Jika tidak ada kemampuan khusus dan masuk lewat jalur ilegal, ujungnya jadi korban,” kata Jaka.
Jaka menambahkan, awalnya calo menawarkan kemudahan kepada calon korban dengan membantu menyiapkan dokumen perjalan. Meski sebenarnya dokumen tersebut palsu. Korban baru menyadari dijebak saat sudah berada di Malaysia. Calo meraup bayaran dari pihak penampung tenaga kerja. Dalam beberapa kasus, ada juga korban yang harus membayar sejumlah uang kepada calo.
Dipulangkan ke Aceh
Juru Bicara Pemprov Aceh Saifullah Abdulgani menuturkan warga Aceh korban penipuan calo akan segera dipulangkan ke Aceh. Saat ini proses pengurusan pemulangan telah dilakukan. Biaya pemulangan, kata Saifullah, ditanggung oleh Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang. Meski demikian, pihak BP3TKI juga siap menanggung biaya pemulangan.
Terhadap warga korban penipuan itu, lanjut Saifullah, akan diberikan pelatihan ketenakerjaan sesuai keahlian yang mereka miliki di Balai Latihan Kerja Aceh. Saifullah berharap warga Aceh tidak memilih jalur ilegal mencari pekerjaan ke Malaysia.
“Di setiap daerah ada balai latihan kerja, sebelum berangkat mendaftar dulu ke balai agar dilatih skill dan berangkat secara resmi,” ujar Saifullah.
Saifullah juga berharap sosialisasi ketenakerjaan perlu digiatkan hingga ke desa-desa, sebab, warga pedesaan menjadi sasaran utama penipuan para calo.