SURABAYA, KOMPAS — Upaya sosialisasi bahaya kebakaran dan antisipasi kebakaran terus digencarkan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan berbagai macam cara pelatihan pemadam kebakaran, baik di kantor kelurahan, kecamatan hingga sekolah, maupun kampus di kota ini.
Pelatihan untuk antisipasi kebakaran semakin gencar karena sampai Rabu (29/8/2018), Kota Surabaya belum ada tanda-tanda segera diguyur hujan. Musim kemarau yang berlangsung sejak Maret lalu hingga kini masih berlangsung dengan suhu udara rata-rata 29 derajat celsius.
Realitanya, masyarakat mulai sadar akan bahaya kebakaran, indikatornya semakin sering dinas pemadam kebakaran menerima undangan untuk melatih memadamkan kebakaran di berbagai instansi. Jajaran dinas pemadam kebakaran pun melayani undangan dan permintaan itu dengan senang hati karena menjadi salah satu benteng saat kebakaran terjadi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebakaran (Damkar) Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, sosialisasi bahaya kebakaran di kantor pemerintahan dan sekolah hingga kampus itu sudah menjadi agenda rutin setiap tahun. Sebab, hal ini merupakan perintah langsung dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini agar semua lapisan masyarakat mengerti dan bisa terlibat dalam upaya mengantisipasi bahaya kebakaran.
Bukan hanya pelatihan, permukiman, gedung perkantoran, tempat keramaian, dan pusat perbelanjaan juga rutin dicek terkait penyediaan sarana pemadam kebakaran minimal memiliki sprinkler, deteksi asap, deteksi gas, dan beberapa alat pemadam api ringan, terutama gedung bertingkat.
Pelatihan, kata Irvan, diberikan kepada pelajar dan mahasiswa karena berdasarkan pengalaman saat menangani kejadian kebakaran, kaum ibu dan anak adalah yang paling sering menjadi korban. Maka, tak kurang dari 70 sekolah mendapat penyuluhan setiap tahun.
Menurut Irvan, kegiatan sosialisasi ini bertujuan agar siswa memahami penyebab kebakaran serta langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh apabila harus berhadapan dengan si jago merah. Bahkan, ia berharap, pelajar yang mendapatkan pelatihan bisa menjadi duta antisipasi kebakaran di rumahnya dan lingkungannya masing-masing. ”Mereka bisa mengingatkan bapak-ibunya akan bahaya kebakaran,” katanya.
Kepala Satpol PP Surabaya ini juga menjelaskan bahaya kebakaran bagaikan tamu tak diundang. Artinya, kebakaran bisa datang kapan saja tanpa ada peringatan terlebih dulu. Untuk itu, perlu kesigapan dan penanganan yang benar agar api dapat dijinakkan.
Berdasarkan data yang dimiliki dinas pemadam kebakaran, kasus kebakaran di ”Kota Pahlawan” pada 2017, ada 589 kejadian, yang terdiri dari kebakaran bangunan 153 kejadian, kebakaran nonbangunan 400 kejadian, dan kebakaran kendaraan ada 32 kejadian.
Pada Januari hingga Juli 2018, ada 222 kejadian, yang terdiri dari kebakaran bangunan 58 kejadian, kebakaran nonbangunan 155 kejadian, dan kebakaran kendaraan 9 kejadian. ”Jadi, kebakaran yang terjadi selama ini masih didominasi kebakaran alang-alang, sampah atau lahan kosong,” katanya.
Sementara itu, Bidang Pelatihan dan Pemberdayaan Dinas Kebakaran Surabaya Tyar Junaedi memastikan pelatihan rutin memang selalu dilakukan di beberapa kantor pemerintahan dan sekolah hingga kampus-kampus di Surabaya. Para mahasiswa dan siswa di Surabaya itu sangat antusias menerima sosialisasi ini. Sosialisasi dan pelatihan ini memang menjadi agenda rutin kami.
Khusus untuk satuan relawan kebakaran, ada pelatihan 1-2 kali tiap bulannya. Adapun sosialisasi kepada masyarakat berdasarkan permintaan dan semuanya gratis. Dalam sosialisasi itu, biasanya dinas pemadam kebakaran melatih memadamkan api dengan karung goni basah, tabung semprot drypowder, dan tabung gas CO2. Biasanya, para peserta diajak memadamkan langsung kebakaran itu.
”Untuk cara pemakaian tabung drypowder ataupun CO2, pertama tarik pin pengaman. Kemudian pegang ujung selang semprot dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang tuas penekan, selanjutnya semprotkan titik api dengan jarak paling dekat empat meter,” ujar Tyar.
Melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi ini, diharapkan dapat menekan angka kebakaran di Kota Surabaya karena warga sudah banyak mengetahui cara mencegah kebakaran di lingkungannya masing-masing. Makanya, ketika ada kebakaran, warga bisa melakukan pemadaman awal sebelum datangnya petugas dinas pemadam kebakaran. Melalui cara ini, kami optimistis dapat menekan angka kerugian dalam setiap kebakaran.
Wali Kota Surabaya Tri Risamaharini dalam setiap kesempatan selalu mengingatkan warga agar berhati-hati dalam penggunaan arus listrik. Pada musim kemarau seperti sekarang, munculnya titik api begitu cepat, maka dengan adanya pelatihan bagaimana cara menjinakkan api, kemungkinan kerugian yang muncul akibat kebakaran bisa ditekan.