LAMPUNG, KOMPAS Jalan Tol Bakauheni-Kayuagung dari Lampung hingga Sumatera Selatan sepanjang 330 kilometer ditargetkan tersambung pada akhir 2018. Beberapa jembatan dan jalan layang sedang dibangun di jalur tersebut.
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo sebagai pemilik konsesi Tol Bakauheni-Kayuagung saat mengikuti Ekspedisi Tembus Tol Trans-Sumatera di Lampung, Rabu (29/8/2018), mengatakan, jalan itu direncanakan tersambung pada Desember 2018.
”Mungkin lebih cepat. Akhir November nanti bisa jadi semua badan jalan tersambung. Ada dua jembatan dan satu flyover yang sedang dikerjakan,” ujarnya.
Jika tol itu bisa dilewati, waktu tempuh dari Bakauheni menuju Kayuagung akan lebih cepat. Saat melewati jalan biasa, dibutuhkan waktu sekitar sembilan jam. Jika lewat tol hanya butuh waktu empat jam.
Bintang belum bisa menyebutkan tarif tol tersebut, tetapi tidak lebih dari Rp 1.000 per km. Dia juga belum bisa memastikan, kapan tol itu dioperasikan.
Ruas Tol Bakauheni-Kayuagung merupakan bagian dari Tol Bakauheni-Palembang. Ruas itu sebelumnya ditargetkan bisa digunakan sebelum Asian Games 2018. Namun, masalah pembebasan lahan tidak bisa selesai sesuai waktu yang ditentukan.
”Tak mudah membebaskan lahan. Ada lahan untuk badan jalan sepanjang 3 kilometer yang baru dibebaskan 28 Agustus 2018,” katanya.
Menurut Bintang, pembangunan bisa dijalankan karena lahan sudah dibebaskan. ”Kalau lahan belum bebas, kontraktor tak bisa bekerja. Alat-alat juga tidak bisa masuk. Sekarang tinggal pengerjaan fisik yang harus diselesaikan,” ucapnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, Tol Bakauheni-Palembang direncanakan tersambung pada April 2019. ”Panjang tol itu sekitar 460 km. Pembebasan lahan, setidaknya untuk badan jalan, sudah selesai,” katanya.
Rini mengatakan, Tol Bakauheni-Palembang mulai dibangun tahun 2015. Saat ini sudah selesai sekitar 75 persen. Adapun Ekspedisi Tembus Tol Trans-Sumatera dilakukan untuk mengecek secara langsung penyelesaian ruas Bakauheni-Lampung.
Pembangunan Tol Trans-Sumatera itu membutuhkan proses panjang. ”Bertahun-tahun ditenderkan, tetapi tidak ada pihak yang mau membangun tol itu. Akhirnya, Presiden Joko Widodo menugaskan BUMN untuk membangun Tol Trans-Sumatera,” ujar Rini. Tol diharapkan tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga sentra-sentra ekonomi baru.
Pemimpin proyek ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang yang termasuk Tol Bakauheni-Kayuagung, Bambang Eko, mengatakan, pihaknya mengerjakan jalan sepanjang 112 kilometer. Pengerjaan dilakukan sejak Juni 2017. Saat ini sudah selesai 73 persen. (bay)