Perayaan Hari Santri Jadi Momentum Tunjukkan Wajah Islam yang Damai
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Kota Bandung dipilih sebagai tempat berlangsungnya puncak Hari Santri 2018. Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan Islam yang penuh kedamaian. Untuk itu, pemerintah mengajak masyarakat Jawa Barat meramaikan kegiatan ini.
Pertemuan antara Kementerian Agama (Kemenag) dengan Walikota Bandung berlangsung di Pendopo Kota Bandung, Kamis (30/8/2018). Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Ahmad Zayadi menuturkan, pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan puncak rangkaian Hari Santri di Bandung, Minggu (21/10/2018) yang akan datang.
Hari Santri tahun ini, tuturnya, menjadi momentum untuk memperlihatkan peran santri sebagai pembawa pesan perdamaian dengan spirit moderasi keagamaan di Indonesia. Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat dan toleran, berbagai persoalan bangsa seperti maraknya ujaran kebencian hingga terorisme bisa diselesaikan.
“Silaturahmi dengan Walikota ini bertujuan untuk mendapatkan format terbaik di Hari Santri ini. Acara ini bertema Bersama Santri Damailah Negeri, dan rencananya akan disaksikan Presiden Jokowi serta masyarakat Jawa Barat,” ujarnya usai pertemuan.
Rangkaian kegiatan jelang Hari Santri diadakan sejak Juli, ditandai dengan kompetisi santri milenial, terdiri dari kontes desain meme dan festival Video dari Juli-September. Kegiatan lain dari berbagai bentuk juga diadakan, mulai dari kompetisi bisnis kalangan santri hingga perkemahan pramuka santri nusantara.
Walikota Bandung Ridwan Kamil menyambut rencana Kementerian Agama sebagai tuan rumah rangkaian puncak Hari Santri di Bandung. Ia berujar, Kota Bandung bangga bisa menjadi bagian dari hari yang menunjukkan eksistensi santri tersebut.
Menurut Kamil, lokasi puncak kegiatan masih belum ditentukan, namun beberapa tempat telah ditawarkan, termasuk Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Gedebage. “Kami menyediakan beberapa pilihan tergantung kebutuhan. Sebagai ciri khas Bandung, rencananya pawai juga akan dilaksanakan, namun masih dipikirkan,” tuturnya.
Kamil berpendapat, pergerakan santri dalam tiga tahun terakhir mengarah kepada pengabdian kepada masyarakat. Ia berujar, santri tidak hanya berdiam di pesantrennya, namuan memberikan peran bagi perdamaian bangsa.
Ia berujar, santri saat ini telah mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, perlombaan yang ada di rangkaian Hari Santri bervariasi dan sesuai dengan tren. “Para santri ini luar biasa. Mereka tidak berdiam diri, eksis dalam dunia kekinian,” ujarnya.