MAKASSAR, KOMPAS - Restorasi terumbu karang di perairan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, terus didorong melalui kerja sama perusahaan swasta, pemerintah, masyarakat, dan perguruan tinggi. Hasil restorasi terumbu karang yang meningkatkan tangkapan ikan kini dinikmati nelayan.
Upaya restorasi terumbu karang awalnya dilakukan di Pulau Badi. Dari pantauan Kompas, Kamis (30/8/2018), upaya serupa dilakukan di Pulau Bontosua, Kecamatan Liukang Tumpabiring.
Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) adalah kabupaten yang lebih dari setengah wilayahnya terdiri atas pulau-pulau di kawasan Kepulauan Spermonde. Sejak lama, praktik penangkapan ikan menggunakan bom dan bius merusak kawasan terumbu karang di daerah tersebut. Dampak paling dirasakan adalah berkurangnya ikan, seperti tenggiri dan cumi. Nelayan harus melaut lebih jauh.
”Sejak Mei tahun lalu, restorasi terumbu karang kami lakukan di Pulau Bontosua. Pemilihan tempat melalui survei dan penelitian sejak 2015. Model restorasi seperti di Pulau Badi. Kali ini kami didampingi ilmuwan dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian agar restorasi bisa dibuktikan secara ilmu pengetahuan,” kata Saipul Rapi, Marine Sustainability Program Manager PT Mars Indonesia.
Kamis pagi, PT Mars bersama Lantamal VI, Polres Pangkep, serta Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel bertemu warga untuk sosialisasi dan membahas perkembangan restorasi terumbu karang. Pertemuan ini rutin dilakukan untuk memastikan warga turut menjaga terumbu karang di sekitar pulau mereka.
Lima tahun terakhir, PT Mars berfokus pada penelitian dan pengembangan sektor kelautan di Sulsel. Perusahaan ini bergerak di bidang pertanian dan pengolahan kakao, tetapi sebagian program tanggung jawab sosial difokuskan ke sektor kelautan.
Analis Kelautan Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Sri Wahyuni Moidady, mengatakan, restorasi terumbu karang sejauh ini cukup berhasil. Namun, hal tersebut harus didukung warga.
Kepala Desa Mattiro Bone, Pulau Bontosua, Rusdi mengakui, sejak restorasi terumbu karang dilakukan, tenggiri dan cumi mulai mudah didapatkan. Warga juga mulai membudidayakan mutiara. (REN)