SURABAYA, KOMPAS – Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Jawa Timur, membangun 27 unit hunian sementara bagi korban gempa di Desa Rempek Darussalam, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Ditargetkan akan ada 914 hunian sementara yang akan dibangun di 29 posko lain di area kerja Posko Induk ITS.
“Pembangunan tahap pertama telah dimulai dengan target 27 unit hunian sementara. Dananya sebanyak Rp 135 juta yang berasal dari sivitas akademika ITS, alumni dan masyarakat luar,” kata Kepala Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS, Lalu Muhammad Jaelani, Senin (3/9/2018) di Surabaya.
Hunian sementara (Huntara) yang dibangun ITS diberi nama Huntara ITS 1.0 dan dibangun secara gotong-royong oleh masyarakat. Pembangunan huntara ini untuk untuk mengurangi kesan posko pengungsian yang sudah melekat selama satu bulan terakhir sejak gempa Magnitudo 7,0 pada Minggu (5/8/2018).
Menurut Jaelani, Desa Rempek Darussalam yang terletak di utara Gunung Rinjani menjadi pilihan lokasi pembangunan huntara karena menjadi salah satu desa yang didampingin ITS. Alasannya karena di desa ini saat itu kesulitan mendapatkan air bersih, makanan, dan tenda.
“Huntara ini didesain untuk tahan hingga dua tahun dan menjadi penyambung asa warga yang telah satu bulan tinggal di bawah terpal,” kata Jaelani yang merupakan putra asal Lombok.
Dengan memperhitungkan luas tanah dan jumlah jiwa dalam satu kepala keluarga, desain huntara ITS 1.0 dibangun dengan ukuran 7,2 x 4,8 meter persegi. Proyek ini juga memanfaatkan bekas bangunan lama yang materialnya masih dapat dipakai, seperti seng, kayu, dan batu bata.
Sedangkan kebutuhan semen, triplek, serta alat pertukangan telah disediakan oleh ITS. “Sudah enam ton semen dan triplek yang kami datangkan langsung dari Surabaya, sisanya akan dibeli di Lombok,” ucapnya.