Balkondes Borobudur Direplikasi di Sejumlah Obyek Wisata Unggulan
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Kementerian BUMN terus mengembangkan community based tourism (CBT) atau pariwisata berbasis masyarakat. Setelah sebelumnya mengembangkan balai ekonomi desa (balkondes) di desa-desa di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kementerian BUMN mereplikasi konsep wisata serupa sejumlah obyek wisata unggulan seperti di Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, NTB, Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, dan Papua.
Staf khusus II Menteri BUMN Judith Jubiliana Navarro Dipodiputro, mengatakan, dengan upaya pengembangan ini, diharapkan nantinya, dunia pariwisata di daerah-daerah yang sudah memiliki obyek wisata unggulan tersebut akan semakin hidup. Sebab akan didukung desa-desa di sekitarnya yang mengembangkan diri menjadi tujuan wisata baru.
“Dengan upaya pengembangan CBT ini, kami berharap nantinya akan semakin banyak muncul kampung-kampung atau desa wisata baru,” ujarnya, saat ditemui di sela-sela acara peresmian The Gade Villages, balkondes di Desa Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Senin (3/9).
Judith mengatakan, upaya pembangunan pariwisata berbasis masyarakat ini dimaksudkan agar masyarakat desa lebih berdaya. Dengan begitu, dampak ekonomi dari kunjungan wisatawan tidak melulu dirasakan investor atau pemodal besar.
“Sudah waktunya warga desa bisa berperan aktif, ambil bagian serta mendapatkan keuntungan dari kunjungan wisatawan di obyek-obyek wisata. Jangan lagi warga hanya sekadar puas menjadi karyawan dari pemodal atau menjadi tenaga kasar seperti tukang angkat barang atau tukang sapu,” ujarnya.
Di kawasan Borobudur, Kementerian BUMN sudah mengembangkan program balkondes. Sejak dimulai sekitar 1,5 tahun lalu, kini sudah ada 17 balkondes di 17 desa. Masing-masing balkondes dibangun dengan dana corporate social responsibility (CSR) dari 17 BUMN.
Sekretaris Perusahaan Patra Jasa, Gatot Subagio, mengatakan, oleh masing-masing BUMN, setiap balkondes dibangun dengan fasilitas restoran dan homestay. Setiap balkondes ditargetkan mampu menyediakan 20 kamar inap, dengan kapasitas per kamar 1-2 orang.
“Jika memang luas lahan tidak mencukupi untuk membangun homestay, maka homestay baru pun bisa dibangun dengan memperbaiki, atau merenovasi rumah-rumah warga di desa,” ujarnya. Patra Jasa adalah BUMN yang ditunjuk sebagai koordinator pengelola balkondes.
Dirut PT Pegadaian Sunarso, mengatakan, untuk pembangunan balkondes di Desa Ngargondo, pihaknya mengalokasikan dana sebesar Rp 4 miliar. Setelah membangunnya selama dua bulan, balkondes itu pun langsung diserahkan ke masyarakat Desa Ngargogondo.
“Ke depan, balkondes ini akan dikelola oleh BUMDEs, dan memberikan penghasilan tambahan bagi desa,” ujarnya.