MEDAN, KOMPAS — Dua ibu rumah tangga asal Kabupaten Bireuen, Aceh, ditangkap petugas Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (4/9/2018). Keduanya kedapatan membawa 200 gram sabu saat diperiksa di bandara dan mengaku diupah Rp 10 juta untuk membawa sabu itu ke Banjarmasin.
”Masing-masing pelaku menyimpan sekitar 100 gram sabu di selangkangannya. Mereka kedapatan membawa sabu setelah petugas keamanan penerbangan melakukan pemeriksaan badan secara mendalam,” kata Manajer Komunikasi dan Legal Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto.
Kedua pelaku yang ditangkap adalah Khatijah (27) dan Mursyidah (35). Keduanya merupakan calon penumpang Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6881 jurusan Medan-Banjarmasin yang akan transit di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Wisnu mengatakan, saat keduanya hendak masuk ke ruang tunggu penumpang sekitar pukul 04.30, petugas keamanan penerbangan Bandara Kualanamu memeriksa barang dengan mesin pemindai dan pemeriksaan badan dengan pendeteksi metal. Hasil pemeriksaan alat itu menunjukkan mereka tidak membawa barang-barang terlarang.
”Namun, petugas curiga karena kedua penumpang itu tampak gugup dan ketakutan. Petugas pun memutuskan melakukan pemeriksaan badan secara mendalam kepada calon penumpang itu,” kata Wisnu.
Petugas lalu membawa mereka ke ruang khusus. Petugas pun menemukan sabu dalam plastik bening yang disimpan di selangkangan kedua calon penumpang tersebut. Dari keduanya juga disita uang total Rp 10 juta yang merupakan upah mereka membawa sabu ke Banjarmasin dan tiket pesawat jurusan Medan-Banjarmasin. Petugas Avsec pun langsung menahan mereka. Keduanya lalu diserahkan kepada Kepolisian Resor Deli Serdang untuk diproses hukum lebih lanjut.
Wisnu mengatakan, banyak penumpang yang terus berupaya menyelundupkan sabu lewat penerbangan meskipun petugas sudah sering kali menangkap mereka. Biasanya para kurir menyembunyikan sabu di badan atau pakaian mereka untuk menghindari pemeriksaan barang dengan sinar-X.
Untuk menangkap penyelundup sabu, petugas juga mengamati tingkah laku dan profil calon penumpang yang mencurigakan untuk dilakukan pemeriksaan mendalam.