SURABAYA, KOMPAS — ABB, perusahaan teknologi robotik, otomatisasi industri, dan elektrifikasi membidik pabrik makanan dan minuman olahan di Jawa Timur untuk memasarkan produknya. Kebutuhan peningkatan produktivitas dan efisiensi menjadi peluang penggunaan produk-produk mesin robotik dari perusahaan yang berbasis di Swiss tersebut.
Presiden Direktur ABB Indonesia Michel Burtin, Rabu (5/9/2018) di Surabaya, mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar bagi ABB. Salah satu sasaran yang menjadi prioritas adalah di sektor industri makanan dan minuman. Terlebih, industri makanan dan minuman di Jatim merupakan kedua terbesar setelah Jabar.
”Kalau melihat GDP (gross domestic product) Indonesia, sektor food and beverage (F & B) telah menyumbang 30 persen. Hal ini menjadikan kami semakin yakin untuk terus mengembangkan produk otomasi di era industri 4.0,” katanya.
Adapun salah satu industri makanan dan minuman di Jatim yang menjadi konsumen ABB adalah PT Bogasari Flour Mills. Bogasari telah menggunakan mesin robot ABB dalam proses palet di fasilitas produksi. Penggunaan produk tersebut dapat membantu meningkatkan keamanan makanan, efisiensi, dan produktivitas dibandingkan cara manual menggunakan tenaga manusia.
Robotics and Motion ABB, Steven Lim, mengatakan, saat ini sistem robotik yang dibutuhkan pabrik makanan dan minuman dalam era industri 4.0 adalah alat yang hemat energi, efisien, dan produktif. Teknologi yang dimiliki ABB bisa menyesuaikan kebutuhan produksi sehingga energi yang digunakan lebih efisien hingga 35 persen.
”Teknologi robotik yang dibutuhkan harus mampu menghasilkan produk yang higienis, berkualitas, dan memenuhi standar nasional. Kebutuhan-kebutuhan ini yang sering kami dengan industri Jatim, dan kami berupaya menyediakannya,” kata Lim.
Branch Manager ABB Surabaya Budi Santosa menambahkan, untuk mendekatkan diri dengan konsumen, ABB menggelar F&B Customer Day dengan mengundang sekitar 200 pengusaha makanan dan minuman di Jatim.
”Dalam event Customer Day ini, kami menyajikan portofolio teknologi terintegrasi untuk industri mamin (makanan dan minuman), salah satunya teknologi sistem kontrol mesin pabrik, wash down motor, produk pengukur dan analisis, serta robot pembuat kopi,” ujar Budi.
Adapun ABB sendiri pada tahun lalu telah memiliki pasar di sejumlah negara. Sekitar 38 persen pasar ABB ada di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Afrika; 29 persen ada di Amerika Serikat, dan 33 persen ada di Eropa.
Pendapatan ABB secara global pada tahun lalu berasal dari sektor industri 40 persen, utilities 35 persen, serta transportasi dan infrastruktur 25 persen. Berdasarkan jenis produk, 58 persen pendapatan dikontribusi oleh produk barang/mesin, sebanyak 24 persen dari penjualan sistem, dan 18 persen berasal dari servis dan perangkat lunak.