MALANG, KOMPAS-Kebakaran lahan milik Perhutani di lereng sisi barat laut Gunung Kawi yang masuk wilayah Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, hingga Selasa (4/9/2018) siang, belum bisa dipadamkan. Puluhan personel telah diterjunkan untuk memadamkan api.
Lokasi kebakaran yang cukup sulit dijangkau, ditambah kondisi angin dan peralatan pemadaman seadanya, menjadi kendala untuk memadamkan api. Pengamatan Kompas dari arah Batu, Selasa siang, asap putih masih mengepul di lereng atas. Nyala api tidak tampak. Kondisi angin berembus cukup kencang.
Administratur Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan Malang Erick Alberto, mengatakan, ada sekitar 45 orang yang hari ini naik ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api. Mereka personel gabungan TNI, Perhutani, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan.
“Mereka naik dari tiga penjuru, yakni Pujon, Kawi (Wonosari), dan Kepanjen,” katanya. Pihak Perhutani belum bisa memastikan penyebab pasti kebakaran dan luas lahan yang terbakar. Prakiraan sementara luas lahan yang terbakar mencapai 5-10 hektar. Luas total baru bisa diketahui saat api sudah padam.
Menurut Erick kebakaran lereng Kawi baru diketahui Senin (3/9/2018) siang. Sekitar pukul 13.00 petugas Perhutani telah naik ke lokasi untuk memadamkan dan membuat sekat bakar. Namun hingga pukul 16.30 api belum berhasil dijinakkan akibat kondisi angin cukup kencang. Akhirnya pukul 17.00 proses pemadaman dihentikan dan dilanjutkan kembali Selasa pagi.
Ini merupakan kebakaran kali kedua di lahan Perhutani yang ada di kawasan Gunung Kawi. Sebelumnya, pertengahan Agustus lalu kebakaran lahan juga melanda lereng Gunung Buthak (sisi utara Kawi dan masuk wilayah administrasi Kota Batu). Api berhasil dipadamkan oleh tim gabungan. Bahkan, saat itu sempat dilakukan evakuasi terhadap sekitar 200 pendaki yang ada di puncak Gunung Buthak.
Sementara itu kebakaran savana di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang terjadi mulai Hari Sabtu (1/9/2018), berhasil dipadamkan. Kepala Balai Besar TNBTS John Kennedy mengatakan kebakaran terjadi di Blok Plentongan (Bukit Teletubbies) ini menganguskan 65-70 hektar lahan yang ditumbuhi rerumputan.
“Lokasi awal kebakaran berasal dari Blok Plentongan. Kawasan itu merupakan tempat masyarakat mencari kayu bakar, mencari tanaman obat, maupun berburu burung. Kebakaran baru diketahui Sabtu pagi jadi kemungkinan api baru muncul malam sebelumnya,” ujar John yang menduga kebakaran berasal dari aktivitas masyarakat.
Menurut John pihaknya berhasil memblokade api sehingga tidak menjalar ke zona inti, termasuk ke Coban Trisula yang merupakan salah satu spot wisata menarik di jalur menuju Bromo dari arah Malang. “Tegakan masih utuh, tidak ada yang terbakar. Yang terbakar hanya rumput dan alang-alang. Kondisinya akan segera pulih saat awal musim hujan nanti,” ucapnya.
Peristiwa kebakaran ini, menurut John Kennedy tidak mengganggu aktivitas wisatawan. Pada Hari Minggu akses wisatawan ke Bromo—yang sempat ditutup untuk pemadaman dan wisatawan diarahkan ke melalui Wonokitri, Pasuruan--sudah dibuka kembali. Jumlah wisatawan juga sama dengan akhir pekan biasanya, yakni 2.000 orang dalam sehari.