Para pelaku wisata di Lombok tidak mau pasrah terhadap keadaan pascagempa. Mereka mulai bergerak bersama untuk membangkitkan lagi sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi.
MATARAM, KOMPAS - Sempat terhenti akibat gempa yang mengguncang Lombok, kapal cepat yang melayani penyeberangan dari Pulau Bali ke tiga gili (pulau), yakni Trawangan, Meno, dan Air, di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, kembali beroperasi. Meski jumlah wisatawan yang diangkut masih jauh dari normal, pengoperasian ini menandakan pariwisata di tiga gili, termasuk Lombok, hidup kembali.
I Kadek Subagi Artawan, Manajer Gili Getaway Fast Boat, saat dihubungi dari Mataram, Selasa (4/9/2018), mengatakan, pelayanan penyeberangan dari Serangan, Bali, ke Gili Trawangan, Gili Air, dan Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, dibuka kembali sejak 1 September 2018. ”Tetapi respons belum bagus karena wisatawan masih khawatir dan trauma. Sebelum gempa, rata-rata per hari ada 80 tamu asing yang kami layani, sekarang masih empat orang,” tutur Kadek Subagi.
Hal serupa disampaikan I Gede Edi Ariana, anggota staf darat Eka Jaya Fast Boat. Disebutkan, jumlah wisatawan yang menyeberang dari Bali ke Trawangan masih jauh dari normal. ”Pascagempa hingga hari ini, kami hanya memberangkatkan satu dari empat kapal. Hari ini, misalnya, jumlah penumpang 107 orang. Biasanya, dengan empat kapal, kami bisa memberangkatkan sekitar 400 orang,” kata Gede.
Tak ingin berlama-lama dalam keterpurukan, operator kapal cepat tersebut juga ikut ambil bagian dalam upaya membangkitkan kembali pariwisata NTB. ”Kami tetap bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB. Apalagi, kemarin, Gubernur NTB sudah bersurat kepada kami kalau masih ada daerah yang tidak terdampak gempa dan tetap dibuka,” ujar Kadek Subagi.
Daerah-daerah yang tidak terdampak itu antara lain di Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Timur bagian selatan. Di Lombok Tengah, lokasi yang tetap bisa dikunjungi adalah Pantai Selong Belanak, Pantai Mawun, dan pantai-pantai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, seperti Kuta, Seger, dan Tanjung Aan. Di Lombok Timur bagian selatan terdapat Pantai Pink dan di Lombok Barat ada Sekotong dan Gili Nanggu.
”Kami dengan hotel dan restoran di Trawangan juga bekerja sama untuk pemulihan. Termasuk menawarkan harga promosi ke agen perjalanan wisata dan tamu. Dalam kondisi seperti saat ini, kami juga harus ikut meyakinkan tamu bahwa gili sudah dibuka dan bisa menerima mereka lagi,” tutur Kadek Subagi.
Manajer ScallyWags Resort Gili Trawangan dan Gili Air Nyoman Suastawa membenarkan promosi itu. Menurut dia, agar menarik wisatawan kembali ke gili dan menginap di resor mereka yang tidak rusak, yakni di Gili Air, mereka menawarkan subsidi untuk biaya kapal.
Operator kapal cepat dari Bali ke gili optimistis, pariwisata di NTB, khususnya Lombok, segera bangkit lagi. Karena itu, semua pihak, yakni pemerintah, pelaku wisata, warga, termasuk media, perlu bekerja sama.
”Saat ini, wisatawan yang menyeberang dari Bali ke gili memang masih jauh dari normal. Namun, itu jadi sinyal positif bahwa pariwisata NTB, khususnya Lombok, kembali menggeliat. NTB dan Lombok masih punya potensi yang besar untuk bangkit dengan pariwisatanya. Jadi, kami selaku operator juga tak mungkin diam,” papar Gede.
Kepala Dinas Pariwisata NTB HM Faozal mengatakan, kemarin ada tiga fast boat dari Bali ke Gili Trawangan. Tiap fast boat berkapasitas 100 penumpang. ”Jumlah itu belum termasuk yang Gili Meno dan Gili Air,” ujar Faozal.
Hotel yang beroperasi di Gili Trawangan sekitar 60 persen, terutama yang terletak di bagian timur pulau itu. Hotel yang di bagian barat umumnya rusak parah karena berada di pusat gempa. Fisik gedung penginapan bagian barat perlu perbaikan agar menjadi penginapan yang representatif. Di kawasan KEK Mandalika di
Lombok Tengah juga mulai dikunjungi wisatawan.
Kristin dan Alison asal Jerman yang mengunjungi Pantai Seger, KEK Mandalika, mengaku sengaja datang ke Lombok untuk mengetahui kondisi beberapa destinasi. Keduanya juga mendatangi sejumlah lokasi wisata untuk melihat kondisi sesungguhnya.
”Ternyata Kuta Mandalika masih bagus. Pantainya indah, airnya jernih. Saya akan kembali lagi ke Lombok dalam beberapa waktu ke depan. Lombok menarik,” ujar Kristin. (ZAK/RUL)