Bagi Hasil Pajak Ekspor CPO untuk Kalbar Bisa Capai Rp 2 Triliun
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kalimantan Barat mendapatkan bagi hasil dari pajak ekspor minyak kelapa sawit mentah atau CPO Rp 1,8 triliun-Rp 2 triliun per tahun jika pelabuhan ekspor-impor internasional di Kijing, Kabupaten Mempawah, sudah beroperasi. PT Pelindo II (Persero) menargetkan terminal itu mulai beroperasi tahap pertama pada 2019.
Selama ini, Kalbar tidak mendapatkan bagi hasil pajak ekspor CPO karena ekspor harus melalui pelabuhan Jakarta ataupun Sumatera, tidak bisa langsung ke negara tujuan. Padahal, Kalbar merupakan salah satu daerah penghasil CPO yang besar.
Sutarmidji, Gubernur Kalbar yang baru saja dilantik, dalam acara penyambutannya di Pontianak, Kamis (6/9/2018), mengatakan, Kalbar bisa lebih maju dengan adanya pelabuhan internasional tersebut. ”Saya berharap pelabuhan tersebut bisa segera selesai sehingga Kalbar bisa ekspor langsung ke negara tujuan,” kata Sutarmidji.
Keberadaan pelabuhan itu juga akan membuat investasi yang selama ini berada di daerah terasa manfaatnya bagi masyarakat. Sebab, Kalbar mendapatkan bagi hasil pajak ekspor yang bisa dipergunakan lagi untuk dana pembangunan. Maka, pihaknya akan mendorong agar pelabuhan cepat beroperasi.
Berdasarkan catatan Kompas, luas Terminal Kijing secara keseluruhan 200 hektar. Biaya investasi pembangunannya mencapai Rp 5,6 triliun. Pembangunan dilakukan oleh PT Pelindo II (Persero).
Pelindo II menargetkan, pembangunan tahap pertama Terminal Kijing ditargetkan selesai serta mulai beroperasi pada 2019. Kalau secara keseluruhan penyelesaian 200 hektar akan rampung pada 2021. Terminal Kijing dapat meningkatkan konektivitas. Selain itu, Kalbar memiliki akses mengekspor komoditas unggulan ke negara tujuan, misalnya Eropa
Sutarmidji menyadari, selama ini di kabupaten yang banyak investasi justru manfaat investasi tidak begitu dirasakan. Dengan adanya bagi hasil pajak ekspor CPO, manfaat investasi itu bisa dirasakan. ”Investasi besar di wilayah-wilayah tertentu, tetapi manfaatnya selama ini belum begitu terasa bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, peningkatan kualitas tenaga kerja Kalbar juga penting agar bisa bekerja sesuai dengan investasi yang masuk sehingga bisa menikmati manfaat investasi. Di Kabupaten Ketapang, ada investor yang berencana membangun semacam politeknik untuk meningkatkan sumber daya manusia. Lulusannya bisa bekerja sesuai kebutuhan investasi.
”Jika investasi itu jadi masuk ke Kalbar, saya akan dukung. Ini diperlukan Kalbar supaya sumber daya alam di Kalbar bisa dinikmati juga oleh masyarakat. Dengan upaya ini juga investasi bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Sutarmidji.
Tepati janji
Sutarmidji juga menyatakan akan menepati janji kampanyenya. Hal yang paling penting adalah penataan Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso, Pontianak. Sutarmidji ingin ada ruangan khusus untuk pasien BPJS. Tahun depan proses pembangunan sudah dimulai.
Sutarmidji menilai, prasarana kesehatan penting dibenahi karena menyangkut nyawa orang. Selain itu, kesehatan juga menjadi salah satu indikator dalam indeks pembangunan manusia (IPM). IPM perlu terus ditingkatkan. IPM Kalbar masih urutan ke-29.
Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan mengatakan, pilkada telah usai dan saatnya untuk fokus membangun Kalbar. ”Saya mengajak semua etnis yang ada di Kalbar untuk bersatu membangun Kalbar. Jika tidak ada persatuan, tidak mungkin akan Kalbar akan maju,” katanya.
Syarif Abdullah Alkadrie, Ketua Tim Pemenangan Sutarmidji-Ria Norsan, mengatakan, Sutarmidji-Ria Norsan sudah menjadi pemimpin untuk semua masyarakat di Kalbar. Mereka mempunyai kewajiban mengayomi dan melakukan hal-hal baik untuk seluruh masyarakat Kalbar.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.