PEKANBARU, KOMPAS – Masyarakat Riau dikenal dengan sifatnya mencintai kedamaian. Sejak Indonesia merdeka 73 tahun lalu, dalam berbagai gelaran besar demokrasi, masyarakat yang menempati bagian tengah Pulau Sumatera itu belum pernah terlibat kerusuhan massal yang menumpahkan darah.
“Riau itu damai. Setiap proses pilkada berlangsung damai. Tetap kondusif dan aman, Sejak awal Riau berdiri, pemilihan umum pasti damai. Saya berharap damai itu terus berlangsung dan jangan sampai berlalu,” kata Wakil Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim, di Pekanbaru, Kamis (6/9/2018).
Dia berbicara dalam pertemuan silaturahim yang digagas oleh Kepala Kepolisian Daerah Riau Brigadir Jenderal Widodo Eko Prihastopo dengan forum komunikasi pimpinan daerah dan segenap pemuka masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh adat di provinsi itu.
Eko mengatakan, meski Riau selalu damai, namun pada saat ini kondisinya sudah berbeda dengan 15 tahun lalu. Pada masa kini, negara Indonesia sedang mengalami tantangan akibat pengaruh global, regional dan persoalan di dalam negeri sendiri. Persoalan itu sangat terkait dengan kemajuan teknologi informasi yang sudah berkembang sangat luas.
“Kemajuan teknologi informasi telah membuat perkembangan yang positif namun juga negatif. Dulu teror hanya kita lihat di media arus utama, namun sekarang teror sudah hadir di negara kita. Dulu intoleransi beragama sangat kecil, namun sekarang sudah muncul di antara kita,” kata Eko.
Untuk menjaga perdamaian, tambah Eko, tidak dapat dilakukan oleh unsur kepolisian saja. Seluruh anak negeri wajib saling bahu membahu untuk menjaga kedamaian itu.
“Kedamaian harus diwujudkan. Seperti kemerdekaan Indonesia yang diperoleh dengan darah dan air mata, demikian pula untuk menjaga perdamaian. Perdamaian bukan pemberian. Perdamaian harus dibangun dengan mengajak seluruh elemen bangsa,” tambah Eko.
Komandan Korem 031 Wirabima Brigadir Jenderal Sonny Aprianto dalam sambutan yang dibacakan Kepala Seksi Operasi Kolonel (Inf) P Sitorus mengajak seluruh warga Riau menjadi contoh dan teladan. Berdasarkan pengalaman selama ini, warga Riau tidak pernah terpengaruh atas pecah belah.
Sementara Kepala Badan Intelijen Daerah Riau, Marsekal Pertama Rachman Haryadi mengatakan, Riau adalah negeri Melayu. Melayu merupakan milik semua orang dan tidak pernah membeda-bedakan suku yang ada di dalamnya.
“Segala suku yang hidup di Bumi Melayu adalah bagian dari budaya Melayu. Hal itu sudah teruji. Masyarakat Melayu tidak mau dikotori oleh pemecah belah dari masyarakat luar. Masyarakat luar semestinya membawa kedamaian, bukan membuat rusuh. Bumi Melayu menjunjung tinggi adat istiadat,” kara Rachman.