Setahap demi setahap, pariwisata Nusa Tenggara Barat beranjak pulih. Menteri Perhubungan meminta maskapai penerbangan dan operator kapal laut memberi tiket promo ke Lombok.
LOMBOK BARAT, KOMPAS Sebulan setelah gempa, pariwisata di kawasan Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, belum sepenuhnya pulih. Meski demikian, seperti halnya gili-gili di Lombok Utara, wisatawan domestik ataupun mancanegara mulai terlihat berdatangan bahkan menginap di sejumlah hotel di kawasan Senggigi.
Pantauan Kompas di kawasan yang berada sekitar 17 kilometer utara Kota Mataram itu, wisatawan domestik ataupun mancanegara terlihat melakukan berbagai aktivitas. Ada yang berjalan kaki atau lari di jalur pedestrian, duduk di kafe, menyusuri pantai, mengunjungi pusat oleh-oleh, dan menyewa sepeda motor untuk berkeliling.
Di jalan raya, kendaraan, seperti bus pengangkut wisatawan, taksi, dan ojek, yang menunggu penumpang juga terlihat. Kondisi itu sangat berbeda dengan tiga minggu lalu saat kawasan itu sangat sepi. Heru (43), penjual suvenir di Pasar Seni Senggigi, mengatakan, sudah mulai ada satu-dua wisatawan yang datang untuk berbelanja.
”Sebelumnya yang beli relawan. Namun, belakangan ini, sudah ada wisatawan mancanegara yang datang.
Mereka rata-rata wisatawan yang menginap di Kuta, Mandalika. Meskipun dalam sehari hanya mendapatkan Rp 50.000-Rp 100.000, dari biasanya Rp 300.000-Rp 400.000, saya tetap bersyukur karena itu menjadi tanda pariwisata di sini sudah kembali,” tutur Heru.
Sejauh ini memang banyak hotel di kawasan Senggigi yang belum beroperasi karena masih menjalani pemulihan setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,0 pada Minggu (5/8/2018). Adapun yang sudah beroperasi karena kerusakan di hotel tersebut hanya sedikit.
”Awal September kami sudah buka pemesanan. Saat itu, dari 28 kamar, hanya 25 persen yang terisi. Hari ini, yang terisi 75 persen karena ada rombongan asal Jawa yang menggunakan 15 kamar. Selain itu, ada dua kamar yang terisi wisatawan mancanegara,” kata resepsionis Mascot Beach Hotel Senggigi, Ahmad Juliamin.
Selain hotel, restoran juga terus kedatangan tamu.
Manajer Spice Lounge Bar and Restaurant Senggigi Ade Indrayani mengatakan, setiap hari ada satu atau dua wisatawan yang datang, baik lokal maupun wisatawan mancanegara.
Tidak hanya pedagang suvenir dan pengelola hotel serta restoran, operator perjalanan wisata di Senggigi juga yakin segera mendapatkan tamu.
”Pariwisata di Senggigi memang masih sangat sepi. Namun, kami tetap buka setiap hari untuk memperlihatkan bahwa Senggigi sudah menggeliat.
Pertengahan September ini juga sudah ada reservasi wisatawan asal Malaysia dengan tujuan Gili Nanggu di Lombok Barat dan Pantai Pink di Lombok Timur,” kata Wayan Nate dari Lombok Amazing Panorama.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Lombok Barat Lale Prayatni menyebutkan, dari 192 hotel di Lombok Barat, sebanyak 117 hotel belum beroperasi.
Sisanya tetap beroperasi. Menurut Lale, sejumlah hotel mengajukan keringanan penundaan pajak, pengurangan, bahkan penghapusan. Terkait hal itu, mereka masih melakukan kajian.
Program khusus
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan, telah meminta maskapai penerbangan dan operator kapal laut untuk memberikan promo tiket perjalanan ke Lombok. Dengan begitu, diharapkan kunjungan wisatawan domestik ataupun mancanegara ke Lombok seusai gempa bisa kembali meningkat.
”Memang harus ada upaya dari penerbangan dan pelayaran untuk memberikan sesuatu yang lebih bagi Lombok. Kami sudah minta kepada maskapai untuk membuat beberapa program khusus dari Bali dan Surabaya, yakni program tarif lebih murah,” tutur Budi Karya di sela kunjungan kerja ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (6/9).
Pada September ini, maskapai penerbangan dan operator kapal diminta membuat program khusus tersebut agar wisatawan berminat datang lagi ke Lombok setelah bencana gempa mengguncang Lombok.
”Program promo tersebut paling tidak dilakukan enam bulan, sesuai masa rehabilitasi Lombok yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.