PADANG, KOMPAS - Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di dua nagari di Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Kamis (6/9/2018) malam. Selain merendam ratusan rumah yang ditempati 3.207 jiwa, bencana itu juga menewaskan dua orang. Hingga Jumat malam, sejumlah warga masih mengungsi. Untuk membantu kebutuhan konsumsi warga selama masa pemulihan, pemerintah daerah sudah mendirikan dua dapur umum.
Menurut data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok, hingga Jumat malam, wilayah yang terkena banjir adalah Jorong Balai Pinang, Jorong Koto Panjang, dan Koto Kaciek di Nagari Muaro Paneh serta Jorong Tapi Ayie, Jorong Pamujan, Jorong Bungo Harum, dan Gegalah Tinggi di Nagari Kinari. Daerah itu berada 52 kilometer timur Padang, ibu kota Sumatera Barat (Sumbar).
Banjir bandang merendam 421 rumah, 3 sekolah, 8 mushala, 2 masjid, 1 asrama, dan 20 warung. Banjir juga merusak semua peralatan dan dokumen Kantor Wali Nagari Kinari, menjebol irigasi, membawa hanyut ratusan ternak (seperti itik, sapi, dan kambing), menghanyutkan mobil dan motor warga, serta merusak 322 hektar sawah.
Sebanyak 3.207 warga terdampak banjir. Dua warga Nagari Muaro Paneh, yakni Hamid, warga Jorong Balai Pinang, dan Udin, warga Jorong koto Panjang, meninggal. Selain itu, tiga warga Nagari Muaro Kinari harus dirawat di puskesmas karena gangguan kesehatan pascabanjir.
Luapan sungai
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur, Jumat malam, mengatakan, banjir dipicu oleh meluapnya dua hulu sungai, yakni Sungai Batang Lembang dan Sungai Batang Halim, setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur daerah tersebut pada Kamis sore. Banjir dengan tinggi sekitar 30 sentimeter itu sudah surut sejak Jumat sekitar pukul 04.00. Sejak Jumat pagi hingga malam, pembersihan rumah warga dari bekas banjir terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, Tagana, TNI, Polri, PMI, dan masyarakat.
”Setelah rumahnya bersih, warga sudah kembali. Tetapi, sebagian lagi masih memilih mengungsi. Mereka mengungsi bukan di area khusus, melainkan di rumah tetangga atau keluarga yang tidak terdampak,” kata Rumainur.
Selain menyediakan layanan bagi warga kesehatan, baik dari puskesmas maupun PMI, pemerintah setempat melalui dinas sosial juga mendirikan dapur umum. Menurut Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Solok Bardiansah, dapur umum itu berada di dua nagari terdampak.
”Sepanjang hari ini, aktivitas warga belum pulih. Hal itu karena mereka masih fokus pada pembersihan rumah,” ujar Bardiansah.
Rumainur menambahkan, banjir bandang juga merendam pakaian dan perlengkapan sekolah siswa sehingga tidak layak untuk digunakan lagi. ”Tetapi, barang-barang itu sudah tersedia di gudang pusat pengendalian dan operasional BPBD Solok. Sabtu pagi akan didistribusikan kepada warga. Saya sudah perintahkan agar gudang dikosongkan untuk membantu masyarakat. Kalau habis bisa diisi lagi dari gudang di provinsi,” katanya. (ZAK)