PALEMBANG, KOMPAS - Kebakaran di Sumatera Selatan sudah menghanguskan 7.726 hektar lahan selama tahun 2018. Walau demikian, kebakaran tahun ini tidak menyebabkan bencana asap di Palembang, terutama saat Asian Games berlangsung. Saat ini, 11 helikopter masih disiagakan untuk melakukan pengeboman air.
Namun, intensitas operasi sudah menurun jika dibandingkan dengan awal Agustus lalu.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Sri Mulyono Herlambang, Palembang, Kolonel (Pnb) Heri Sutrisno, Jumat (7/9/2018), mengatakan, kawasan terluas yang mengalami kebakaran ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kemarin, beberapa kawasan di Kabupaten OKI, Banyuasin, dan Ogan Ilir masih terbakar, seperti di Kecamatan Pangkalan Lampam, Cengal, Indralaya Utara, Pemulutan, dan Rambutan.
Sejak operasi udara dilakukan hingga saat ini, 736 kali penerbangan melakukan 13.345 kali pengeboman air.
Adapun untuk teknologi modifikasi cuaca sudah dilakukan 70 kali penerbangan yang menabur 69,2 ton garam. Skema ini efektif untuk mencegah munculnya bencana asap, terutama yang mengarah ke Palembang.
Dengan operasi itu, jumlah lahan yang terbakar di Sumsel menurun tajam jika dibandingkan kebakaran tahun 2015 yang menimbulkan bencana asap. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat, saat itu 736.000 hektar lahan terbakar.
Tahun ini, salah satu kejadian kebakaran yang mengkhawatirkan adalah kebakaran lahan di samping wisma atlet pada 21 Agustus 2018. Saat itu, 1 hektar lahan terbakar. Namun, dikerahkan upaya pemadaman dari darat dan empat helikopter untuk memadamkan api sehingga dalam waktu 30 menit api sudah padam.
Heri mengatakan, ada sejumlah kendala pemadaman yang dialami tim, antara lain sulitnya petugas mencari sumber air. Namun, sebelum penyelenggaraan Asian Games, Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan sudah memetakan titik rawan terbakar, termasuk mencari keberadaan sumber air. ”Selain menggunakan aliran sungai, pemadaman juga menggunakan jaringan irigasi,” ujarnya.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Anshori mengatakan, memang masih terjadi kebakaran di sejumlah wilayah di Sumsel, tetapi masih bisa dikendalikan. Bahkan, jika dibandingkan satu bulan yang lalu, intensitas operasi jauh berkurang.
”Satu minggu sebelum Asian Games hingga satu minggu setelah pembukaan Asian Games, 7 dari 11 helikopter disiagakan untuk patroli dan pemadaman. Sekarang hanya 3-4 helikopter yang beroperasi per hari,” ucapnya.
Hal ini juga dipengaruhi oleh sudah berkurangnya hari tanpa hujan di wilayah rawan kebakaran. Sebelum Asian Games, hujan hanya mengguyur satu kali per minggu. Sekarang, dalam waktu tiga hari sudah ada hujan. (RAM)