JAMBI, KOMPAS—Dengan menggunakan dana zakat, pembangkit listrik tenaga mikro hidro selesai dibangun pada 4 desa di Provinsi Jambi. Pembangunan itu akhirnya dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat pedalaman di sekitar hutan.
Pembangunan itu mengakhiri kegelapan di Desa Lubuk Bangkar Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun dan Revitalisasi PLTMH di Desa Ngaol, Desa Air Liki, dan Desa Air Liki Baru Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin. PLTMH ini merupakan infrastruktur pertama yang dibangun dengan menggunakan uang zakat.
Menurut Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar, Jambi menjadi model penggunaan dana zakat untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan PLTMH sekaligus menjadi solusi pemenuhan listrik bagi wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau jaringan PLN. “Ini merupakan suatu terobosan sekaligus solusi dalam mengatasi permasalahan penyediaan energi listrik di wilayah pedalaman dan sulit diakses,” katanya, Minggu (9/9/2018)
Pembangunan ini merupakan hasil kolaborasi bersama Badan Zakat Nasional dan Bank Jambi. Bank Jambi menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan sebesar 281.357 dollar AS atau sekitar Rp 3,76 miliar. Sementara Baznas menyalurkan dana zakat sebesar 350.000 dollar AS atau sekitar Rp 4,8 miliar.
Dukungan itu merupakan bagian dari Program Pembangunan PBB (UNDP) bersama dengan Kementerian ESDM dalam proyek Transformasi Pasar melalui Desain dan Implementasi Aksi Mitigasi yang Tepat dalam Sektor Energi (Market Transformation through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in the Energy Sector/MTRE3). Melalui proyek ini, diharapkan tidak hanya emisi yang berkurang, tetapi juga rasio elektrifikasi, terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia, dapat meningkat.
Dana yang terkumpul dimanfaatkan salah satunya untuk membangun turbin generator dan pembangunan power house baru berkapasitas listrik 60 kilowatt PLTMH Lubuk Bangkar. Pengelolaan tenaga mikrohidro itu dapat dimanfaatkan untuk mengaliri listrik bagi 283 rumah tangga, 2 sekolah, 5 masjid dan mushala, balai desa, serta 5 gedung posyandu setempat.
Selain itu, direvitalisasi pula PLTMH yang telah ada, tetapi rusak, dengan kapasitas 40 kW. Pasokannya bakal mengalirkan listrik bagi 523 rumah tangga, 5 sekolah, 3 masjid, 15 mushala, serta pesantren dan infrastruktur desa lain.
Adapun, rasio elektrifikasi di Provinsi Jambi sebesar 95,55 persen dengan rasio desa berlistrik sebesar 94,49 persen. Masih terdapat 4,45 persen rumah tangga belum dialiri listrik. Pemenuhan listrik dilakukan PLN dan pemanfaatan sumber energi lokal. “Pembangunan ini diharapkan dapat mengangkat perekonomian dan penghidupan masyarakat,” lanjutnya.
Menteri Perancanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan PLTMH ini sangat strategis untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. “Masyarakat agar terus menjaga kelestarian lingkungan sekitar, sehingga energi terbarukan yang digunakan untuk mengalirkan energi listrik ini akan tetap ada," katanya Bambang.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo mengatakan, pembangunan itu merupakan aplikasi dari penggunaan dana zakat untuk pencapaian SDGs yang diharapkan bisa memberikan dampak untuk terjadinya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Penggunaannya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing. Manfaat ini sekaligus untuk semakin meningkatkan kesadaran umat tentang pentingnya zakat," jelasnya.