Tiga Kabupaten Jadi Jalur Distribusi Amunisi ke Papua
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Terdapat tiga kabupaten di Papua yang terindikasi menjadi lokasi masuknya ratusan amunisi untuk kelompok kriminal bersenjata. Ketiga kabupaten itu ialah Mimika, Jayawijaya, dan Nabire.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura, Papua, Rabu (12/9/2018). Ahmad mengatakan, masuknya amunisi ke ketiga daerah tersebut diduga untuk kelompok kriminal bersenjata yang masih menebar teror di kawasan Pegunungan Tengah Papua.
Dari catatan Polda Papua, selama tiga pekan terakhir terungkap dua kasus penyelundupan amunisi. Berawal dari seorang turis asal Polandia berinisial JFK yang ditangkap tim khusus Polda Papua bersama dua warga berinisial SM dan NW di sejumlah tempat di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Minggu (26/8/2018). Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Dari hasil penggeledahan di rumah salah satu tersangka, tim khusus Polda Papua menemukan satu telepon seluler, sejumlah dokumen tentang Papua merdeka, dan 139 butir amunisi yang terdiri dari 104 butir amunisi kaliber 5.56 milimeter dan 35 butir amunisi kaliber 9 milimeter.
Kasus selanjutnya adalah penangkapan seorang pemuda berinisial RW oleh aparat kepolisian karena menyelundupkan 153 butir amunisi melalui Bandara Moses Kilangin, Kabupaten Mimika, Senin (10/9/2019). Amunisi itu hendak dibawa ke Kabupaten Yahukimo.
”Dengan pengungkapan dua kasus ini, kami telah menginstruksikan seluruh jajaran, khususnya di tiga kabupaten ini, agar memperketat pengawasan. Fokusnya di bandar udara dan pelabuhan,” papar Ahmad.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, aparat keamanan juga harus memperketat pengawasan di wilayah Jayapura. Dari data Komnas HAM, lanjut Frits, modusnya adalah membawa amunisi melalui kapal laut dari luar Papua melalui Ambon ke Sorong hingga Jayapura.
”Dari Jayapura, oknum itu mengirim peluru melalui pesawat berbadan kecil ke pedalaman yang minim fasilitas pengawasan seperti alat pendeteksi logam,” ucap Frits.