TAKENGON, KOMPAS Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, bersama komunitas warga mulai menjadikan sektor wisata alam sebagai andalan baru pembangunan daerah, selain sektor pertanian. Mereka menggelar Gayo Alas Mountain International Festival (GAMIFest) pada 14-24 November 2018 sebagai ajang promosi besar-besaran potensi wisata alam di Aceh Tengah.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Aceh Tengah Khairuddin, di Takengon, Rabu (12/9/2018), mengatakan, Aceh Tengah memiliki pesona alam yang menjanjikan untuk dikelola menjadi destinasi wisata. Namun, selama ini potensi itu belum terkelola dengan baik.
”GAMIFest menjadi kesempatan bagi kami untuk promosi daerah. Ini kali pertama digelar dan berharap menjadi ajang tahunan,” ujar Khairuddin.
Beragam kegiatan wisata digelar pada GAMIFest, seperti arung jeram, paralayang, pacuan kuda, bersepeda, seni tari, panen kopi, festival kuliner, ekspedisi gunung api, dan penampilan seni tari. Kegiatan itu diharapkan mampu menarik minat wisatawan berkunjung ke Aceh Tengah.
Menurut Khairuddin, warga mulai bergerak mengembangkan potensi wisata yang ada di wilayahnya. Keterlibatan warga itu menjadi modal besar bagi pemerintah membangun bisnis pariwisata.
Lokasi wisata baru banyak tumbuh, terutama di sekitar Danau Takengon. Keindahan danau menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berswafoto. Kunjungan wisata ke Aceh Tengah mencapai sekitar 4.500 orang per tahun, 700 di antaranya adalah wisatawan asing.
Salah satu wisata alam yang mulai berkembang di Aceh Tengah adalah arung jeram di Sungai Peusangan. Ketua Koperasi Wisata Alam Gayo Khalisuddin mengatakan, meski baru dibuka, jumlah pengunjung dalam sebulan mencapai 700 orang, baik dari dalam maupun luar Aceh. Saat musim liburan, sebagian pengunjung bahkan tidak mendapat kesempatan bermain arung jeram lantaran perahu hanya empat unit.
Arung jeram itu memanfaatkan Sungai Peusangan yang berhulu di Takengon dan berhilir di Bireuen. Tersedia beberapa kelas, mulai dari keluarga hingga profesional. Tarif sekali bermain dari Rp 60.000 hingga Rp 160.000 per orang.
Adapun pendapatan koperasi dari wisata arung jeram itu mencapai Rp 30 juta hingga Rp 50 juta per bulan. Wisata itu telah menampung 40 pekerja.
Amira (26), wisatawan dari Palembang, Sumsel, menilai Aceh Tengah memiliki keindahan alam yang layak dijual. Bermain arung jeram di Takengon sangat menantang.
”Saya akan balik lagi ke Takengon untuk berlibur,” ujarnya. (AIN)