Anak Tangga Buatan Zaman Kesultanan Palembang Ditemukan
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS - Sebuah bangunan bersejarah ditemukan di tepian Sungai Musi, Kamis (13/9/2018). Bangunan itu menyerupai anak tangga yang terbuat dari susunan batu bata. Dugaan sementara, bangunan tersebut dibuat pada masa Kesultanan Palembang sebagai tempat para ulama, saudagar, dan kerabat sultan untuk menaiki kapal.
Tangga tersebut berada di Muara Sungai Jerujuk tepatnya di kawasan Kuto Batu, kelurahan 11 Ilir, Kecamtan Ilir Timur II, Palembang. Tepatnya berada di samping Jembatan Musi IV yang tengah dibangun. Cukup sulit untuk masuk ke lokasi karena harus berjalan di tepian Sungai Jerujuk yang cukup sempit. Bahkan, harus melewati tumpukan sampah telebih dahulu.
Pantauan Kompas ada tujuh anak tangga di sana yang terbuat dari susunan bata. Kondisinya dan bentuknya masih cukup terjaga. Hanya saja di sekitarnya ada bangunan yang hancur dan sampah bertebaran. Bahkan, sejumlah masyarakat belum tahu bahwa itu adalah benda bersejarah. Tangga ini akan terlihat ketika Sungai Musi surut.
Kepala Dinas Pariwisata Palembang Isnaini Madani, Kamis mengatakan, penemuan benda bersejarah ini bermula dari adanya laporan atau gambar dari timnya. Mendapat laporan tersebut, pihaknya memanggil beberapa sejarawan.
Dari hasil pemaparan diketahui, anak tangga tersebut diduga berasal dari zaman kesultanan Palembang atau bahkan di masa pra kesultanan dimana Islam belum masuk ke Palembang. Hal ini tellihat dari susunan dan jenis bata yang sama dengan yang ditemukan di situs makam Ki Gde Ing Suro Palembang.
Namun demikian, ujar Isnaini perlu penelitian lebih dalam untuk mengetahui asal dan juga fungsi dari anak tangga tersebut. Dalam waktu dekat, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk Balai Arkeologi Sumsel dan juga Dinas Kebudayaan Kota Palembang. “Penelitian harus dilakukan secara cepat agar dapat segera dilindungi,” kata Isnaini.
Risiko hancurnya benda bersejarah itu sangat besar lantaran tidak jauh dari sana ada pembangunan Jembatan Musi IV.
Isnaini mengatakan, apabila telah dikaji dan terbukti sebagai tempat bersejarah, maka benda tesebut bisa menjadi salah satu obyek wisata potensial yang rencananya akan digabungkan dengan obyek wisata Kampung Arab Almunawar yang sudah menjadi kampung wisata pada tahun 2017 lalu. Apalagi pihaknya juga akan menata keberadaan Pasar Duren Kuto Palembang yang akan menjadi daya tarik wisatawan.
Peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwanti mengatakan, apabila dilihat dari kondisinya, bangunan tersebut merupakan tangga yang digunakan oleh para saudagar, ulama, atau kerabat sultan untuk menuju ke kapal. Dilihat dari struktur bata, Retno mempredisi bangunan tersebut berasal dari Kesultanan Palembang yang berdiri antara tahun 1659-1823.
Bangunan seperti ini sudah ditemukan di beberapa tempat seperti di Sungai Bayat, Sungai Tengkuruk. Namun, pihaknya masih perlu meneliti apakah bangunan di Kuto Batu tersebut merupakan bagian dari dermaga atau bukan. Kalau dermaga, di sekitar bangunan tersebut akan ada pasak yang digunakan sebagai tempat berlabuh kapal dan biasanya ada pecahan keramik atau koin di sekitar dermaga. Retno mengatakan, di kawasan tersebut juga terdapat sejumlah rumah tua yang berbentuk limas, rumah khas Palembang.