MAKASSAR, KOMPAS Sejumlah proyek infrastruktur perhubungan di Sulawesi Selatan digenjot agar rampung dalam beberapa tahun ke depan. Proyek ini di antaranya pembangunan Bandara Buntu Kuni di Tana Toraja, Bandara Bua di Palopo, dan proyek Makassar New Port di Makassar.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau proyek-proyek itu sepanjang Rabu (12/9/2018). Hal itu untuk memastikan proyek bisa diselesaikan tepat waktu. Peninjauan dimulai dari Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, Kota Palopo, hingga Kota Makassar.
”Pembangunan Bandara Buntu Kuni, kami targetkan bisa selesai pada akhir 2019. Pembebasan lahan sudah selesai dan akan dibangun landas pacu 1.600 meter. Dananya dari APBN Rp 500 miliar. Adapun dana APBD akan digunakan untuk membangun akses jalan sepanjang 9 kilometer. Nantinya bandara ini menunjang pariwisata di Toraja,” tutur Budi.
Sebenarnya, di Kabupaten Toraja Utara sudah ada Bandara Pongtiku. Namun, menurut Budi, kondisi geografis membuat pengembangan bandara itu sulit dilakukan sehingga memerlukan bandara di lokasi baru. Nantinya, Bandara Pongtiku hanya untuk penerbangan pesawat berbadan kecil.
”Untuk Bandara Bua di Palopo, saat ini landasan sudah mencapai panjang 1.400 meter dan akan ditingkatkan menjadi 1.600 meter. Ke depan bahkan direncanakan bisa mencapai 2.500 meter. Bandara ini juga akan menunjang transportasi di wilayah timur Sulsel sekaligus ikut menunjang pariwisata. Sejauh ini, Bandara Bua sudah cukup ramai,” papar Budi.
Harapkan kolaborasi
Saat meninjau proyek Makassar New Port (MNP), Rabu sore, Menhub memastikan pembangunan dermaga kontainer ini tuntas tahun ini. Sejauh ini pembangunan sudah mencapai 85 persen. Pekerjaan tinggal menyisakan perampungan sejumlah penunjang.
Karena kepentingan pembangunan MNP untuk menunjang industri, Menhub berharap pelaku usaha bisa berkolaborasi dengan PT Pelindo IV. Dermaga kontainer ini diharapkan menunjang ekspor sehingga ada efisiensi dan kecepatan bongkar-muat barang.
Direktur Utama PT Pelindo IV Doso Agung mengatakan, sistem dermaga yang diaplikasikan pada MNP adalah secant pile dengan sistem boring yang bisa mengefisienkan waktu dan biaya dengan kualitas yang lebih baik. Sistem mutakhir itu baru diterapkan di Liverpool (Inggris) dan Makassar.
”Dermaga ini adalah dermaga modern yang terkoneksi dengan jaringan kereta api Trans-Sulawesi dan dioperasikan terintegrasi dengan pusat logistik kawasan berikat. Proyek ini termasuk strategis nasional,” tutur Doso.
Menurut dia, diperlukan integrasi jaringan jalan dari gerbang MNP ke jalan tol. Hal itu membutuhkan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (REN)