PANYABUNGAN, KOMPAS – Bayi dengan sindrom cyclopia yang lahir di di Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, Kamis (13/9/2018) mampu bertahan tujuh jam. Bayi lahir pukul 15.25 dan dinyatakan meninggal pada pukul 22.40.
Bayi lahir dengan satu mata di tengah kening, tidak memiliki hidung dan bernafas dengan mulutnya. Dugaan sementara bayi mengalami sindrom cyclopia karena terpapar logam berat merkuri dari ayahnya yang merupakan seorang pekerja tambang emas ilegal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Syarifuddin mengatakan, bayi tersebut terlahir dari seorang ibu bernama Suryanti, warga Kelurahan Kayu Jati, Kecamatan Panyabungan Kota.
Bayi berjenis kelamin perempuan itu lahir melalui operasi sesar tanpa menangis dengan berat badan 2,4 kilogram. Tim medis berupaya menolong bayi dengan memberikan bantuan pernapasan dengan oksigen yang dimasukkan melalui selang ke mulut bayi.
Menurut Syarifuddin, pemeriksaan sementara menunjukkan organ tubuh lainnya normal. Kelainan hanya pada tidak adanya organ hidung dan hanya terdapat satu mata.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal Irmayanti mengatakan, dugaan sementara, sindrom cyclopia itu kemungkinan terjadi karena ibu bayi terpapar logam berat merkuri atau terpapar obat-obatan yang tidak sesuai selama masa kehamilan.
Irmayanti mengatakan, ayah bayi tersebut sehari-hari bekerja di tambang emas ilegal di Mandailing Natal. “Pekerja tambang biasanya sangat dekat dengan merkuri. Besar kemungkinan ibu bayi juga terpapar merkuri tersebut. Namun, ini masih dugaan, kami masih mendalaminya,” katanya.
Kemungkinan lain, kata Irmayanti adalah karena ibunya salah memakan obat selama masa kehamilan, terutama pada masa kehamilan tiga bulan pertama.
Awalnya, tim medis juga curiga ada kemungkinan ibu diserang sindrom rubella kongenital. Namun, setelah diperiksa dokter spesialis anak, gejalanya tidak menunjukkan sindrom rubella.
Jurnal Clinical Medicine Insights: Pediatrics, yang dipublikasikan secara daring 9 Februari 2015 menunjukkan cyclopia adalah gangguan pertumbuhan janin yang langka . Gangguan muncul karena kegagalan perkembangan otak kanan dan kiri embrio antara hari ke 18 dan hari ke 28 kehamilan. Otak depan embrio gagal membagi orbit mata menjadi dua bagian.
Bayi dengan cyclopia biasanya lahir dengan satu mata, atau mata yang terpisah namun dalam satu orbit, ketiadaan hidung, atau adanya daging yang menonjol yang menyerupai hidung.
Pembelahan gagal salah satunya diduga karena keracunan, bisa dari obat atau zat lain yang masuk ke tubuh ibu, infeksi di masa kehamilan, paparan radiasi, kelaian kromosom, atau faktor genetik. Diperkirakan 1,05 dari 100.000 kelahiran diidentifikasi sebagai bayi dengan cyclopia.