MATARAM, KOMPAS - Kapasitas air Bendungan Batujai, di Desa Batujai, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menurun. Penurunan debit air bendungan terlihat dari elevasi tertinggi 90,50 meter menjadi di bawah 6,0 meter. Sebagian kolam penampungan air di arah barat, utara dan surut dalam radius ratusan meter dari area genangan semula.
“Hampir semua bendungan di Pulau Lombok dan Sumbawa, kini sudah minim airnya. Jadi air bendungan umumnya berada pada posisi keamanan konstruksi bendungannya saja, atau pada posisi minimal, sehingga air bendungan tidak boleh dikeluarkan, termasuk Bendungan Batujai,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nusa Tenggara Barat, Wedha Magma Ardhi, Jumat (14/9/2018) sore di Jakarta yang dihubungi dari Mataram.
Pantauan Kompas, surutnya air bendungan yang luasnya sekitar 7 km persegi itu, dimanfaatkan sejumlah warga untuk memancing ikan di titik genangan air yang tersisa. Warga juga mengambil eceng gondok yang memenuhi kolam bendungan. Tampak sejumlah ternak sapi yang tengah merumput, sementara di arah barat pinggir kolam terlihat ceceran bangkai ikan yang mengering.
Bendungan yang diresmikan Presiden Soeharto tahun 1976 ini, berkedalaman 16 meter. Bendungan Batujai merupakan salah satu bendungan yang dibangun untuk mengatasi kekeringan di Lombok bagian selatan. Bendungan ini mampu mengairi 3.140 ha sawah beberapa desa di Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah.
Tanah sawah di Lombok Tengah umumnya merekah akibat kekurangan air, bahkan petani yang menanam benih padi terancam tidak mendapat air. Muhsan (40), warga Desa Serage, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, mengaku benih padi yang ditanami Agustus lalu kini kekurangan air yang disuplei dari Daerah Irigasi Jurang Sate, Lombok Tengah. Benih padi yang ditanam di areal sawah 50 areal itu sudah berketinggian 12 cm-15 cm yang bagian atas daunnya menguning kekurangan air. Sawah seluas 50 are yang digarap itu milik orang lain.
“Giliran mau diberi pupuk, malah tidak ada air,” tutur Muhsan. Dia sempat dijanjikan petugas irigasi mendapat jatah air minggu ini, meski hal itu belum terealisasi. Padahal benih padi sebanyak 40 kg itu diperoleh dari menyisihkan hasil panen sebelumnya.