BREBES, KOMPAS - Eksplorasi pembangkit listrik tenaga panas bumi Baturraden di lereng Gunung Slamet dilanjutkan. Setelah mendapat data dari pengeboran sumur di well pad H, pekan depan pengeboran sumur di well pad F akan dilaksanakan. Diprediksi, di well pad F terdapat panas bumi yang berpotensi menghasilkan listrik hingga 7 megawatt (MW).
”Berdasarkan kajian permukaan, well pad F sebenarnya pusat sumber panas bumi kawasan ini. Kemungkinan bisa mendapatkan panas bumi lebih tinggi dibandingkan well pad H,” kata Direktur PT Sejahtera Alam Energy (SAE) Bregas H Rochadi, Kamis (13/9/2018), di kawasan proyek panas bumi di Brebes, Jawa Tengah.
Menurut Bregas, pengeboran sumur di well pad H telah mencapai kedalaman 3.477 meter dan dihentikan. ”Di sana ditemukan panas, tetapi tidak dapat diekstrak. Akhirnya lubang itu dijadikan sumur eksplorasi untuk mengambil data tambahan,” tuturnya.
Menurut Bregas, sumur di well pad H berada di ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan well pad F berada di sebelah selatannya berjarak sekitar 3,5 kilometer. Pada well pad F, di ketinggian 1.400 mdpl, akan dilakukan pengeboran pada 17 September.
”Lokasinya sulit dijangkau dan turunannya curam sepanjang 700 meter. Kami perlu waktu untuk membangun infrastruktur,” katanya.
Presiden Direktur PT SAE Daniel Moelk menyatakan, pengeboran well pad F ditargetkan mencapai kedalaman 3.500 meter dalam waktu 60 hari.
Bregas optimistis target proyek ini untuk menghasilkan listrik 110 MW pada akhir 2020 serta mencapai 220 MW pada 2026 akan tercapai.
Antisipasi
Untuk menghadapi kemungkinan keruhnya sungai di Banyumas akibat pembukaan lahan di hulu Gunung Slamet, sejumlah langkah antisipasi dilakukan. Langkah itu antara lain menyiapkan saluran sementara, perangkap tanah, dan kolam sedimen untuk mencegah larutnya tanah di lereng.
Kepala Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Aziz Masruri mengatakan, setiap kali hujan besar di hulu, sungai dan mata air di desanya keruh. ”Saya berharap rencana pemberian filter untuk dipasang di mata air sebagai penanggulangan kekeruhan dapat segera dilaksanakan,” ujarnya.
Beberapa kali Sungai Prukut dan Curug Cipendok di Kecamatan Cilongok keruh akibat material lumpur dari proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di lereng Gunung Slamet terbawa hujan.
Kolam ikan warga di sekitar sungai terancam. Warga juga kesulitan mendapat air bersih. Sebagai salah satu bentuk penanggulangan, PT SAE beberapa kali mendistribusikan air bersih serta memasang pipa air bersih. (DKA)