PALEMBANG,KOMPAS—Kebakaran lahan di Sumatera Selatan meluas meskipun saat ini status pengamanan kebakaran lahan dan hutan di Sumsel telah diturunkan menjadi kuning. Dampak asap mulai dirasakan warga di Palembang. Sebanyak 11 helikopter dikerahkan untuk memadamkan api di sejumlah wilayah di Sumatera Selatan, delapan heli dari pemerintah sementara tiga heli dari APP Sinar Mas.
Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori, Jumat (14/9/2018) mengatakan, hingga saat ini, ada beberapa kawasan yang terbakar seperti di Kecamatan Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir. Kebakaran juga meluas ke kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Ada 8 helikopter yang dioperasikan untuk memadamkan api di Sumsel. Empat helikopter dikerahkan ke Tulung Selapan karena luas kebakarannya paling besar. Kebakaran juga mendekati kawasan konsesi empat perusahaan baik perusahaan perkebunan maupun kawasan hutan tanaman industri . “Jarak antara api dengan kawasan konsesi perusahaan sekitar 5 km hingga 8 km,” katanya.
Ansori mengatakan, pihaknya terus berupaya memadamkan api. Hanya saja, tim Satgas Penanggulangan Karhutla di lapangan menemui sejumlah kendala yakni mulai terbatasnya sumber air dan kawasan yang terbakar merupakan lahan gambut yang apabila terbakar sangat sulit dipadamkan. “Seperti di Kecamatan Tulung Selapan yang sebenarnya sudah padam, namun di hari selanjutnya api kembali berkobar,” katanya.
Teknologi modifikasi cuaca juga tidak lagi beroperasi lantaran awan hujan sudah sulit ditemukan. Kepala Dinas Operasi Pangkalan TNI Angkatan Udara Sri Mulyono Herlambang Letnan Kolonel Mores Bonte mengatakan, ada tiga titik kebakaran baru yang muncul yakni di Kabupaten PALI, lalu di Kecamatan Cengal dan Pangkalan Lampam di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Untuk memaksimalkan pemadaman, pengoperasian helikopter dibagi ke beberapa kawasan yang terbakar disesuaikan dengan luas terbakar. Helikopter paling banyak dikerahkan ke kawasan Tulung Selapan karena kebakaran mencapai puluhan hektar.
Terpisah, General Manager Penanggulangan Kebakaran APP Sinar Mas, Sujica Lusaka menuturkan, pihaknya tengah bersiaga untuk menanggulangi api yang kini hanya berjarak 4,8 km dari kawasan konsesi PT Bumi Mekar Hijau (BMH) yang merupakan perusahaan mitra APP Sinar Mas di Tulung Selapan. Pihaknya juga mengerahkan tiga helikopter untuk melakukan bom air dengan kapasitas daya tampung air 1,5 ton sampai 4 ton.
Dengan demikian di Tulung Selapan terdapat tujuh helikopter, empat dari pemerintah dan tiga dari APP Sinar Mas.
Sujica mengatakan dalam waktu dekat, satu helikopter dari Jambi juga akan dikerahkan untuk memadamkan api. Pemadaman lewat udara dioptimalkan lantaran akses melalui darat sangat terbatas. Sujica menjelaskan kawasan tersebut memiliki vegetasi yang sangat padat dan tidak memiliki akses yang cukup.
Selain helikopter, ujar Sujica, pihaknya juga mengerahkan enam ekskavator untuk membuat sekat dan mencari sumber air. Adapun 120 petugas dari regu pemadam kebakaran juga sudah disiapkan.
Asap dirasakan
Asap kebakaran lahan di beberapa kawasan di Sumatera Selatan telah dirasakan di Palembang. Warga Palembang, Aji Putra (28) mengatakan, dampak asap sudah terasa di Palembang terutama di malam hari. “Pada malam hari, udara sangat pekat akibatnya saya mengalami gangguan di tenggorokan,” katanya.
Namun, kata Aji, kondisi ini belum separah tahun 2015 lalu. Pekatnya asap hanya terjadi di malam hari sedangkan di siang hari dampak asap tidak terasa. “Kami berharap agar kejadian 2015 tidak kembali terulang,” ucap Aji.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang Nandang Pangaribowo mengatakan berdasarkan Pantauan Konseterasi Kualitas Udara per 13 September 2018, udara di Palembang masih berada dalam kategori sedang atau tidak melebih batas konsenterasi polusi udara yang diperbolehkan.