SURABAYA, KOMPAS Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terpilih sebagai Presiden United Cities and Local Governments Asia Pacific, organisasi persatuan pemerintah daerah se-Asia Pasifik periode 2018-2020. Masalah kemiskinan dan pemanasan global di perkotaan menjadi prioritasnya.
Risma terpilih secara aklamasi saat rapat tertutup Kongres United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) Ke-7, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (14/9/2018). Risma menggantikan Presiden UCLG ASPAC sebelumnya, Won Hee-ryong, untuk memimpin 7.000 organisasi pemda di kawasan Asia Pasifik.
”Saya ingin pengalaman selama memimpin Surabaya bermanfaat bagi komunitas global. Prioritas saya adalah pengentasan warga dari kemiskinan. Harus ada isu yang saya prioritaskan karena masa jabatan hanya dua tahun,” papar Risma.
Menurut dia, kota-kota di Asia Pasifik rentan terhadap masalah kemiskinan dan pemanasan global. Kedua isu ini menjadi faktor penting dalam membangun kota yang nyaman untuk ditinggali, selain ada isu lain yang harus diselesaikan, seperti isu terkait anak-anak dan pendidikan.
Oleh sebab itu, pembangunan kota sebaiknya memperhatikan masalah kemiskinan dan pemanasan global agar membuat kota nyaman untuk dihuni. Langkah yang didorong kepada anggota saat menjadi presiden organisasi tersebut adalah mengarahkan kebijakan-kebijakan yang riil dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Di bawah kepemimpinan Risma selama delapan tahun, Surabaya mengalami sejumlah perkembangan. Angka kemiskinan turun dari 12 persen menjadi 5 persen, indeks pembangunan manusia naik dari 77,2 menjadi 81,07, banjir berkurang dari 50 persen wilayah menjadi 3 persen. Selain itu, kelas menengah bawah berkurang dari 34,35 persen menjadi 8,06 persen, membuat taman hingga 420 buah, mengurangi volume sampah, serta mengurangi suhu panas dari 36 derajat celsius menjadi 34 derajat celsius. ”Saya ingin berbagi hingga masa jabatan Wali Kota Surabaya berakhir di 2020,” ucap Risma.
Won Hee-ryong meyakini Risma akan menjadi Presiden UCLG ASPAC yang luar biasa. Sebab, Risma dinilai berhasil membawa kemajuan di Surabaya yang bisa ditularkan ke daerah-daerah lain di Asia Pasifik. ”Di bawah kepemimpinan Ibu Risma, Surabaya melakukan hal-hal yang luar biasa berdampak pada perubahan iklim,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC Bernadia Irawati Tjandradewi mengatakan, dalam rapat pemilihan itu, anggota UCLG ASPAC menilai Surabaya banyak berubah selama delapan tahun terakhir. Inovasi yang dilakukan Risma berhasil mengubah kota Surabaya yang sebelumnya kotor menjadi bersih, hijau, dan nyaman untuk ditinggali dengan dana yang terbatas.
”Prestasi Ibu Risma sudah dikenal di tingkat internasional. Mereka tahu perjalanan kinerja Ibu Risma selama memimpin Surabaya. Sejumlah penghargaan internasional juga pernah diraih,” katanya. (SYA)