Pemadaman menggunakan bom air belum terlaksana di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing karena kapasitas helikopter tidak memadai.
TEMANGGUNG, KOMPAS Api masih berkobar di kawasan hutan di Gunung Sumbing di wilayah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (16/9/2018). Kendati demikian, pemadaman menggunakan bom air belum juga terealisasi, sementara pemadaman secara manual sulit dilakukan karena kobaran api terlalu besar untuk dipadamkan.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Gito Walngadi mengatakan, pemadaman secara manual sulit dilakukan karena kobaran api sangat besar dan terlihat membahayakan, serta membakar pohon-pohon tinggi di jurang yang curam.
”Mempertimbangkan tingkat bahaya dan kesulitan tersebut, sementara ini cara pemadaman secara manual kami hentikan terlebih dahulu,” ujarnya, Minggu.
Kendati demikian, Gito mengatakan, BPBD bersama dengan TNI/Polri, relawan, dan warga sekitar tetap mengerahkan personel untuk melakukan patroli dan mengawasi kebakaran hutan. Kemarin, jumlah personel yang terjun langsung dalam tugas pengawasan di lapangan mencapai 117 orang.
Ganti helikopter
Pemadaman menggunakan bom air yang direncanakan sebelumnya juga belum dilaksanakan hari Minggu kemarin. Jumat (14/9), bom air urung diluncurkan karena helikopter yang dikirim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki daya terbang terbatas dan tidak bisa terbang hingga ke atas gunung.
Helikopter kecil jenis Bolco 105 tersebut akhirnya diganti dengan helikopter Kamov, yang dijadwalkan memulai pemadaman menggunakan bom air pada Senin (17/9). Air untuk kebutuhan bom air akan diambil dari Waduk Wadaslintang di wilayah Kabupaten Wonosobo.
Adapun kebakaran di Gunung Sumbing, yang terjadi sejak Senin (10/9) sampai Minggu (16/9) pagi, hingga kemarin luasan kumulatif kawasan hutan yang telah hangus terbakar di wilayah Kabupaten Temanggung mencapai 480,1 hektar.
Kebakaran hutan di Gunung Sumbing di wilayah Kabupaten Magelang berlangsung pada Selasa (11/9) hingga Rabu (12/9) dan telah menghanguskan kawasan hutan seluas 100 hektar.
Gunung Sindoro lebih dulu terbakar pada Jumat (7/9) dan akhirnya berhasil dipadamkan pada Kamis (13/9). Selama jangka waktu seminggu tersebut, api di Gunung Sindoro menghanguskan kawasan hutan di wilayah Kabupaten Temanggung dan Wonosobo seluas 385,6 hektar.
Wakil Administratur Perum Perhutani Kedu Utara Johni Andarhadi mengatakan, kepulauan asal memang sudah tidak terlihat dari Gunung Sindoro. Kendati demikian, karena masih rawan terjadi kebakaran, jalur pendakian menuju gunung tersebut dinyatakan masih ditutup.
”Di kawasan puncak Gunung Sindoro masih banyak terdapat semak belukar dan pepohonan, yang kini dalam kondisi sangat kering dan sangat rawan terbakar,” ujarnya.
Jalur pendakian Gunung Sindoro ditutup sejak Sabtu (8/9) dan Gunung Sumbing ditutup sejak Senin (10/9). Penutupan aktivitas pendakian ke dua gunung tersebut terus berlanjut hingga batas waktu yang belum ditentukan. (EGI)