PALU, KOMPAS - Operasi pencarian hari keempat korban hilang akibat kapal terbakar di perairan Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, tak membuahkan hasil. Kendala di lapangan adalah dalamnya perairan dan derasnya arus.
Kepala Badan Search and Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Basrano, di Palu, Senin (17/9/2018), menyampaikan, korban yang hilang bisa jadi berada pada laut dalam yang tak terdeteksi monitor pencarian dari KN Pacitan, kapal SAR yang dioperasikan petugas. Selain itu, arus lautan yang deras berpotensi menyeret korban lebih dalam dan jauh. ”Kami tetap berusaha menyisir titik-titik yang diduga menjadi lokasi korban berada,” ujarnya.
Kemarin, regu pencari menggunakan KN Pacitan milik Basarnas Kantor Pencarian Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), dengan sejumlah perahu karet, menyisir perairan di sekitar pulau kecil yang tak terjangkau kapal. Area pencarian meliputi seluruh perairan Kecamatan Bangkurung. Regu pencarian terdiri dari anggota SAR Pos Luwuk, Kabupaten Banggai, TNI-Polri, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banggai Laut, dan nelayan sekitar lokasi kapal terbakar. Total petugas pencarian 80 orang. Sesuai dengan aturan, tim bekerja hingga tiga hari ke depan dan akan diperpanjang tiga hari lagi sesuai dengan kebutuhan.
KM Fungka Permata V yang berbobot 221 gros ton terbakar di perairan Pulau Togong Sagu, Kecamatan Bangkurung, Banggai Laut, Jumat (14/9). Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Baubau, Sultra, dan singgah di Pelabuhan Raha, Kabupaten Muna, Sultra, mengangkut total 146 penumpang. Sebanyak 126 penumpang selamat, termasuk 10 anak buah kapal. Sebanyak 13 penumpang tewas, ditemukan sejak pencarian pada Jumat hingga Minggu (16/9).
Lokasi kecelakaan ditempuh empat jam dengan kapal dari Banggai, ibu kota Banggai Laut, dengan pulau terdekat titik itu berjarak sekitar 7 kilometer.
Secara terpisah, Gubernur Sulteng Longki Djanggola meminta pihak terkait segera menyelidiki kepastian penyebab kapal terbakar. Penyelidikan penting agar menjadi pelajaran bagi pelayaran rakyat. ”Kejadian ini juga menuntut perhatian serius pengelola pelabuhan atau syahbandar untuk selalu memperhatikan kelaikan kapal penumpang sebelum berlayar,” ujarnya.
Kepala Polres Banggai Kepulauan Ajun Komisaris Besar Idham Mahdi menyebutkan, penyelidikan atas insiden kapal sedang berjalan. Namun, pendalaman keterangan belum maksimal karena saksi-saksi, termasuk anak buah kapal, masih trauma.
Di Sulteng, masih banyak warga yang mengandalkan pelayaran rakyat untuk mobilitas. Selain di Kabupaten Banggai Laut, pelayaran juga masih menjadi angkutan andalan warga di Banggai Kepulauan dan sebagian Morowali Utara.
Terkait jenazah bayi yang ditemukan pada Minggu sore, tim belum memastikan identitasnya. Dipastikan jenazah itu salah satu korban hilang karena merujuk laporan ada dua bayi yang hilang. Jenazah masih berada di RSUD Banggai Laut. (VDL)