NUSA DUA, KOMPAS - Industri perlu teknologi agar efisien dan produktivitas meningkat. Meski pemanfaatan teknologi semakin meningkat di era Revolusi Industri 4.0, peran sumber daya manusia tetap dibutuhkan. Peningkatan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja manusia menjadi kunci.
Demikian benang merah sambutan Ketua Panitia Konferensi Tinggi Sumber Daya Manusia Indonesia Ke-10 Shauqi Gombang Aleyandra dan Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sukandar dalam pembukaan The 10th Indonesia Human Resource Summit (IHRS 2018) di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (17/9/2018).
Aleyandra mengatakan, pemanfaatan teknologi meningkat dalam era Revolusi Industri 4.0. Jumlah tenaga kerja dari generasi milenial juga bertambah. ”Kondisi ini membutuhkan perubahan dalam industri. Pelaku bisnis dituntut beradaptasi,” katanya.
Sukandar mengatakan, teknik otomasi sudah diterapkan perusahaan, misalnya pada pabrik kendaraan dan kegiatan usaha hulu migas. ”Pada usaha hulu migas dikenal istilah unmanned platform, yakni anjungan minyak lepas pantai tanpa kehadiran orang. Kegiatan di anjungan diatur dari daratan,” kata Sukandar pada konferensi pers. Meski demikian, peran manusia tetap dibutuhkan.
Hasil riset McKinsey Global Institute, Revolusi Industri 4.0 akan mengubah pasar tenaga kerja. Terdapat pekerjaan yang ada saat ini akan hilang peran manusianya karena pekerjaan itu dapat diotomasikan secara penuh. Revolusi Industri 4.0 juga memunculkan jenis-jenis pekerjaan baru yang membutuhkan peran sumber daya manusia.
Aleyandra menyatakan, di era Revolusi Industri 4.0, tenaga kerja dituntut lebih inovatif dan kreatif serta memiliki keterampilan dan kemampuan. Hubungan manusia dan teknologi, kata Aleyandra, menjadi faktor kunci keberhasilan suatu organisasi, termasuk industri, dalam menghadapi masa depan. Dengan adaptasi, perusahaan memiliki lingkungan kerja yang mampu mengeluarkan potensi terbaik dari tenaga kerja generasi milenial. ”Ini menjadi tema IHRS 2018, mengharmonisasikan hubungan manusia dan teknologi,” kata Aleyandra kepada wartawan.
IHRS 2018 mengangkat tema ”Humanizing Technology in Managing Tomorrow People” atau memanusiakan teknologi untuk mengelola generasi baru sumber daya manusia.
Menurut Aleyandra, panitia IHRS 2018 menghadirkan sekitar 20 pembicara. Ada sekitar 800 peserta yang mengikuti konvensi dan 35 perusahaan menjadi peserta pameran dalam IHRS 2018. Acara tersebut berlangsung sampai Selasa (18/9) ini. (COK)