Tiga Tol di Sumsel Akan Jalani Studi Kelayakan Tahun Ini
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS - Tiga tol di Sumatera Selatan menjalani fase studi kelayakan tahu ini. Hal ini dilakukan agar tahun depan dapat dilakukan proses pembebasan lahan.
Satu tol lain, yakni Palembang-Tanjung Api-Api, sudah pada tahap pembuatan daftar perencanaan dan pembebasan lahan. Pembangunan ini untuk melanjutkan proyek jalan tol di Sumsel dengan panjang sampai 810 kilometer.
Manajer Proyek PT Hutama Karya Divisi Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) Hasan Turcahyo mengatakan hal itu di Palembang, Kamis (20/9/2018).
Hasan mengatakan, pembangunan ruas tol Palembang-Indralaya sudah selesai dan dapat dioperasikan penuh pada Rabu (19/9/2018). Pembangunan tol di atas rawa ini membutuhkan waktu sekitar 4 tahun dan akhirnya dapat diselesaikan.
Selanjutnya, pemerintah akan kembali melanjutkan sejumlah ruas jalan tol di Sumatera Selatan. Terdekat adalah pembangunan ruas tol Palembang-Tanjung Api-Api sejauh 70 km. Jalan tol ini sudah pada tahap membuat daftar perencanaan pembebasan lahan. Apabila, tahap ini berjalan lancar maka pada Januari 2019, diperkirakan pembebasan lahan sudah bisa dilakukan.
Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas, Kamis ini, mengunjungi Sumsel untuk melihat sejumlah rencana pembangunan jalan tol terutama Palembang-Tanjung Api-Api. Pembangunan tol ini dinilai strategis karena akan menghubungkan Palembang dengan kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-Api yang juga masih pada tahap pembangunan.
Hasan mejelaskan, selain tol Palembang-Tanjung Api-Api, pihaknya juga tengah melakukan proses studi kelayakan di tiga tol yakni Indralaya-Muara Enim sejauh 110 kilometer, Muara Enim-Lubuklinggau sejauh 125 km, dan Tol Lubuklinggau-Bengkulu sejauh 95 km.
Fase studi kelayakan adalah fase awal untuk melakukan pembangunan sebuah proyek, setidaknya ada 4 fase yang harus dilalui sampai pada akhirnya masuk pada tahap pembebasan lahan.
Menurut Hasan, dalam pembangunan sebuah proyek, pembebasan lahan adalah fase yang paling sulit dilakukan karena akan berkaitan dengan pemilik lahan. “Kalau proses pembuatan lahan selesai pembangunan fisik akan lebih mudah dilakukan,” katanya.
Dirinya berharap proses pembebasan lahan ketiga tol tersebut dapat dimulai pada pertengahan tahun 2019.
Hasan menerangkan, di Sumsel sendiri direncanakan ada 810 kilometer tol yang akan dibangun. Salah satu proyek tol yang sedang berjalan adalah tol Kayu Agung-Palembang Betung (Kapal Betung) sepanjang 112 km. Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor diluar Hutama Karya.
Akhir Agustus 2018 lalu, Menteri BUMN Rini Sumarno sudah menjajal tol Kapal Betung. Dia mengatakan di beberapa titik masih ada jalan yang belum tersambung. Namun, rombongan bisa menggunakan jalan akses yang sudah tersedia. “Sampai saat ini pengerjaan masih terus berlangsung,” kata Rini.
Berdasarkan pemantauan memang ada beberapa titik yang belum tuntas. Hal itu dikarenakan pembangunan jalan tol masih terkendala masalah lahan yang sebagian besar adalah rawa. Untuk itu diperlukan sistem vakum dan sejumlah metode lainnya.
Rini menargetkan sistem vakum dapat diselesaikan paling lambat Februari 2019. Setelah itu dilakukan concreat (campuran semen, pasir dan batu kecil atau kerikil). “Kami berharap sebelum Idul Fitri, tol dari Bakauheni sampai Palembang dapat tersambung,” ujar Rini.
Apabila hal itu terjadi, maka waktu tempuh dari Lampung menuju Palembang hanya sekitar 5 jam. Lebih cepat dibanding menggunakan jalur lintas Sumatera yang membutuhkan waktu hingga 12 jam.