PALU, KOMPAS — Operasi pencarian tujuh korban hilang akibat terbakarnya KM Fungka Permata V di perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah, akhir pekan lalu, dihentikan pada Kamis (20/9/2019). Pencarian dalam empat hari terakhir tak menunjukkan tanda ditemukannya korban.
”Setelah melakukan evaluasi bersama, diputuskan operasi pencarian dihentikan pada Kamis. Operasi memasuki hari ketujuh yang menurut undang-undang batas terakhir operasi,” kata Kepala Badan Search and Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Basrano di Palu, Sulteng, Jumat (21/8/2018).
Pencarian selama seminggu terakhir menggunakan KN Pacitan milik Basarnas Kantor Pencarian dan Pertongan Kendari, Sulawesi Tenggara. Sebanyak 80 anggota SAR gabungan terlibat, terdiri dari anggota SAR Pos Luwuk, Kabupaten Banggai, anggota TNI-Polri, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banggai Laut, dan nelayan setempat.
KM Fungka Permata V terbakar di perairan Banggai Laut pada Jumat (14/9/2018). Kapal menuju Pelabuban Banggai dari Pelabuhan Baubau dan Raha, Sulawesi Tenggara. Kapal mengangkut total 146 penumpang. Karena kecelakaan itu, 20 penumpang tewas. Sebanyak 13 orang ditemukan, tujuh orang lainnya tak ditemukan dalam operasi pencarian seminggu terakhir.
Dalam pencarian korban hilang, tim mengalami kesulitan karena dalamnya perairan dan derasnya arus. Korban kemungkinan berada di kedalaman yang sulit terdeteksi alat pada KN Pacitan.
Penyelidikan
Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Polda Sulteng sedang menyelidiki kasus kecelakaan itu. Penyelidikan mengarah ke nakhoda kapal Andri Sulistiyono.
”Nakhoda bertanggung jawab karena kelalaiannya penumpang meninggal. Kami sudah memeriksa 10 saksi, 3 penumpang, dan 7 anak buah kapal,” kata Direktur Kepolisian Perairan dan Udara Polda Sulteng Komisaris Besar Toni A Effendi.