MEDAN, KOMPAS Umat Katolik dan tokoh masyarakat di Sumatera Utara merasa kehilangan atas berpulangnya Uskup Sibolga Mgr Ludovicus Simanullang dalam usia 63 tahun, Kamis (20/9/2018) pukul 03.30, di RS Elisabeth, Medan. Uskup yang dikenal lembut hati dan pekerja keras itu wafat setelah menderita sakit sekitar tiga minggu.
Vikaris Jenderal Keuskupan Sibolga Pastor Charles Sebastian Sihombing mengatakan, tiga minggu lalu, Uskup Manullang merasa mual, menggigil, dan muntah. Ia lalu dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Sibolga selama seminggu. Karena kondisinya tidak kunjung membaik, Uskup Manullang kemudian dibawa ke RS Elisabeth, Medan.
Di RS Elisabeth diketahui ada batu di saluran empedunya sehingga dilakukan operasi. Pasca-operasi, kondisi jantung melemah dan terjadi pendarahan, lalu dilakukan operasi kedua. Namun, kondisinya terus menurun. ”Kami berencana membawanya ke Singapura. Semua sudah disiapkan, tetapi kondisi Bapa Uskup semakin lemah, Rabu malam, hingga meninggal. Kami merasa sangat kehilangan,” kata Charles.
Kamis pagi, jenazah disemayamkan di Kapel RS Elisabeth, Medan. Sekitar pukul 08.45, jenazah dibawa ke Sibolga menggunakan ambulans. Sebelum ke Sibolga, jenazah disemayamkan di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Santo Yohanes, Sinaksak, Pematang Siantar.
Misa di Seminari Tinggi Sinaksak dilakukan pukul 12.00 sekaligus untuk memberi kesempatan kepada umat melakukan penghormatan terakhir. Uskup Manullang pernah mengajar di Seminari Tinggi.
Jenazah kemudian diberangkatkan ke Sibolga pukul 14.15, lalu disemayamkan di Gereja Katedral Santa Teresia Liseux, Sibolga.
Pemakaman akan dilakukan pada Minggu, (23/9/2018) pukul 15.00, di Seminari Menengah Santo Petrus, Aek Tolang, Sibolga.
Bupati Nias Sokhiatulo Laoli mengatakan, masyarakat Nias menyatakan turut berdukacita. Uskup Manullang memberikan perhatian pada Kepulauan Nias yang menjadi wilayahnya. ”Dia pribadi yang patut diteladani karena baik dan benar-benar sebagai pemimpin rohani yang baik,” kata Sokhiatulo. (WSI)