Distribusi Bantuan Air Bersih di Purworejo Dilakukan Hingga Malam Hari
Oleh
regina rukmorini
·2 menit baca
PURWOREJO, KOMPAS - Demi memenuhi permintaan air bersih dari berbagai daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, terus menyalurkan bantuan air bersih. Tidak berhenti di sore hari, terhitung sejak pertengahan September lalu, kegiatan penyaluran bantuan air bersih kini diperpanjang hingga malam hari.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Purworejo, Hery Susanto, mengatakan, perpanjangan waktu tersebut dilakukan agar distribusi air bersih yang dilakukan tiap hari, bisa berlangsung lebih optimal.
“Kegiatan penyaluran air bersih harus benar-benar dioptimalkan karena untuk memenuhi kebutuhan warga, kami harus menyalurkan 10-17 tangki air per hari,” ujarnya, Senin (24/9/2018). Satu tangka air berkapasitas 5.000 liter air.
Setiap hari, bantuan air bersih disalurkan ke tujuh hingga delapan desa. Setelah selesai penyaluran bantuan air bersih pada pagi hingga sore hari, maka setelah itu dilanjutkan kegiatan berikutnya pada malam hari, hingga sekitar pukul 23.00 atau pukul 24.00.
Penyaluran bantuan air bersih pada pagi hingga sore hari, menurut dia, difokuskan pada penyaluran bantuan di desa-desa yang jauh, dengan akses jalan yang relatif sulit dilalui. Kegiatan penyaluran di pagi hari ini cukup menyita waktu karena sebagian desa yang mengalami krisis air bersih berada di tempat yang jauh berjarak lebih dari 20 kilometer dari Kantor BPBD Kabupaten Purworejo.
Adapun, waktu penyaluran pada malam hari, khusus difokuskan di desa-desa yang berlokasi di daerah yang datar dan relatif mudah dijangkau.
Penyaluran bantuan air bersih di Kabupaten Purworejo, sudah dilaksanakan sejak 5 Juli lalu hingga sekarang. Bermula hanya menyalurkan empat tangki air ke empat desa, kini bantuan air bersih sudah didistribusikan ke 31 desa di 11 kecamatan.
Karena diprediksi musim kemarau akan berlangsung hingga akhir Oktober mendatang, Hery mengatakan, maka permintaan air bersih diprediksi masih akan terus bertambah.
“Berdasarkan pemetaan yang kami lakukan dan juga mengacu pada prakiraan cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), maka jumlah desa yang berpotensi mengalami krisis air bersih tahun ini, diprediksi mencapai hingga 56 desa,” ujarnya.
Permintaan bantuan air bersih di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, juga terus meningkat. Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi, mengatakan, saat ini, krisis air bersih sudah terjadi di 43 dusun di 21 desa di 11 kecamatan. Untuk memenuhi kebutuhan warga tersebut, jumlah bantuan air bersih yang disalurkan, mencapai hingga 12 tangki per hari.
Setelah dana pengadaan stok air bersih habis pada Agustus lalu, Gito mengatakan, saat ini pihaknya melaksanakan kegiatan penyaluran air bersih dengan mengandalkan bantuan dari program corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan.