SUMEDANG, KOMPAS – Peningkatan kualitas pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia tangguh dalam prinsip berkelanjutan harus menjadi salah satu prioritas agenda calon presiden Indonesia 2019-2024. Tidak hanya meningkatkan kemakmuran bangsa, perhatian besar pemerintah dalam hal ini, potensial menguatkan peran Indonesia ikut meminimalkan kesenjangan antar negara di dunia.
Hal itu dikatakan Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa kawasan Asia Pasifik (UNESCAP) Armida Alisjahbana saat menerima Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang Beom di Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (26/9/2018).
Armida mengatakan, ada 17 tujuan, 167 target, dan 241 indikator pembangunan yang bakal dicapai dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) hingga tahun 2030. Isu peningkatan sumber daya manusia melalui dunia pendidikan menjadi salah satu bahasan penting yang harus diraih semua bangsa, termasuk Indonesia.
Menurut Armida, peningkatan kualitas pendidikan menjadi sarana ampuh untuk mengurangi kesenjangan di dalam atau luar negeri. Pendidikan sangat diperlukan sehingga kelak menghasilkan generasi mandiri dan berdaya saing. Bila hal itu bisa diraih, maka pemerataan kesejahteraan bisa dinikmati semua pihak. Ia menegaskan, peran dan perhatian kepala negara menjadi sangat vital mewujudkan hal itu.
“Siapapun calon presidennya, isu-isu SDGs di Indonesia sudah saatnya masuk ke program kampanye. Harapannya, di tahun 2030 kesenjangan bisa diminimalkan, tidak ada lagi kemiskinan kronis yang dirasakan oleh warga dunia,” ujar Armida, yang juga Direktur SDGs Center Universitas Padjadjaran Bandung.
Kim Chang Beom menyatakan, SDGs merupakan agenda global sehingga kerjasama antar negara sangat dilakukan. Menurut Kim, pendidikan adalah isu kunci untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap SDGs. Di Indonesia, Jabar punya peran penting dalam mewujudkan hal itu. Kim mengatakan, Jabar memiliki Unpad yang menjadi kampus pertama menerapkan pengetahuan SDGs dalam kurikulumnya. Dia berharap, tidak hanya tingkat universitas, pengetahuan SDGs ini perlu diakselerasi ke tingkat sekolah menengah.
Selain itu, Kim mengatakan, Jabar adalah rekan yang penting Korsel mencapai tujuan global tersebut. Salah satunya terlihat dari program Sister City antara Kota Seoul dan Kota Bandung sejak tahun 2016. Kerjasama ini kelanjutan dari program serupa antara Kota Bandung dengan Kota Suwon pada tahun 1997. Lewat program ini, kedua daerah sepakat melakukan kerja sama pendidikan dan keahlian dalam empat bidang, yaitu ekonomi perkotaan, perencanaan kota, transportasi perkotaan dan e-government.