Kemajuan Pariwisata Sangat Tergantung Komitmen Kepala Daerah
Oleh
Dwi Bayu Radius
·2 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS — Kemajuan pariwisata di kabupaten/kota sangat tergantung komitmen kepala daerah. Sejumlah kepala daerah mampu meningkatkan investasi dan jumlah wisatawan dengan pesat. Meski tanpa status khusus, tujuan wisata tetap maju.
Menteri Pariwisata Arief Yahya seusai pembukaan Festival Pesona Tanjung Lesung 2018 di Pandeglang, Banten, Jumat (28/9/2018), mengatakan, kabupaten/kota dengan pariwisata yang sangat berkembang antara lain Banyuwangi dan Malang di Jawa Timur serta Manado di Sulawesi Utara.
Menurut Arief, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Manado pada 2017, misalnya, meningkat 600 persen dibandingkan dengan 2016. Sementara jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi mencapai 100.000 orang per tahun.
Setiap tahun, dua juta wisatawan nusantara (wisnus) juga datang ke kabupaten tersebut. Jumlah itu setara dengan kunjungan wisman dan wisnus di beberapa provinsi. Menurut Arief, status Bandara Banyuwangi akan ditingkatkan menjadi internasional.
Arief mengibaratkan para kepala daerah yang sanggup memajukan pariwisata kabupaten/kotanya sebagai chief executive officer (CEO). ”Ciri tiga kabupaten/kota itu, yakni para CEO yang memimpin (Banyuwangi, Malang, dan Manado) sangat berkomitmen untuk memajukan pariwisata,” ujarnya.
Pariwisata di kabupaten/kota itu berkembang pesat meski bukan termasuk 10 destinasi wisata prioritas. Kabupaten/kota itu juga tidak berstatus 10 Bali baru. ”Pariwisata itu paling mudah untuk meningkatkan PDB (produk domestik bruto), devisa, dan menyerap tenaga kerja,” ujarnya.
Arief mengatakan, pariwisata Banyuwangi sebenarnya jauh lebih sulit untuk dikembangkan daripada Pandeglang. Tujuan wisata unggulan di Pandeglang adalah Tanjung Lesung yang berjarak sekitar 180 kilometer (km) dari Jakarta dengan waktu tempuh lima jam.
”Banyuwangi tidak dekat dari mana pun. Banten termasuk Pandeglang termasuk dekat dari Jakarta. Daya beli warga Jakarta sangat tinggi,” katanya. Karena itu, menurut Arief, Pandeglang memiliki kelebihan berdasarkan jaraknya dari Jakarta.
”Tanjung Lesung seharusnya mampu lebih berkembang daripada Banyuwangi. Mohon belajar dari Banyuwangi, Malang, dan Manado,” katanya. Arief mengatakan, pihaknya tidak pilih kasih jika memberikan bantuan kepada pemerintah kabupaten/kota.
Kementerian Pariwisata sudah menyampaikan surat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk membangun bandara di Pandeglang. ”Di kabupaten/kota lain, permintaan itu dikabulkan. Di Pandeglang, permintaaan tersebut tidak dipenuhi karena penentuan lokasi belum dikeluarkan,” ujarnya.
Menurut Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk menentukan lokasi bandara di Pandeglang. ”Lahan yang tersedia tentu terbatas. Kami harus berkonsultasi dengan Kemenhub mengenai pembangunan bandara itu,” katanya.
Andika mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten berencana segera mengeluarkan penentuan lokasi bandara tersebut. Bandara di Pandeglang akan dirancang dengan ukuran seperti di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, atau Pangandaran, Jawa Barat.