Asap Pekat Muncul di Sejumlah Daerah
Sempat basah, lahan-lahan kering di Sumatera, Kalimantan, dan Papua kembali terbakar. Sejumlah titik api terpantau, yang diperkirakan masih akan terus bertambah.
MARTAPURA, KOMPAS Kabut asap akibat kebakaran lahan yang menyelimuti sebagian wilayah Kalimantan Selatan kian pekat, Jumat (28/9/2018) pagi. Kondisi itu mengganggu kelancaran berbagai aktivitas warga.
Pagi hari kemarin, jarak pandang di wilayah Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru sangat terbatas. Lalu lintas penerbangan dan lalu lintas kendaraan di jalan raya terganggu.
Kompas yang menyusuri Jalan Gubernur Syarkawi sejauh 15 kilometer merasakan gangguan asap. Di beberapa ruas jalan, pukul 07.00-07.30 Wita, jarak pandang kurang dari 10 meter.
Hampir semua kendaraan yang melintas menyalakan lampu utama. Sepeda motor harus menyalakan lampu sein dan mobil menyalakan lampu kabut serta lampu tanda darurat sambil membunyikan klakson.
Menyusuri ruas Jalan Gubernur Syarkawi, ruas Jalan Trans-Kalimantan penghubung Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, membuat mata perih. Napas sesak meskipun sudah memakai masker.
Asbani (46), warga Sungai Tabuk, yang membuka usaha warung dan tinggal di pinggir Jalan Gubernur Syarkawi, menuturkan, kabut asap parah terjadi tiga hari terakhir. Kabut asap muncul sekitar pukul 04.00 Wita dan baru hilang pukul 09.00 Wita. ”Kondisinya makin parah. Mata perih dan napas juga sesak,” katanya.
Communication and Legal Section Head PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Syamsudin Noor Aditya Putra Patria mengabarkan, sejumlah jadwal penerbangan terganggu. Setidaknya, tujuh jadwal keberangkatan dan lima jadwal kedatangan pesawat tertunda.
”Beberapa jadwal penerbangan tertunda hingga 2 jam lebih. Jarak pandang di bandara sempat hanya 10 meter pada pukul 06.30 dan 07.00 Wita. Padahal, jarak pandang minimum untuk take-off maupun landing 500 meter. Baru take-off pukul 08.28 Wita,” tuturnya.
Pantauan satelit Terra, Aqua, dan Suomi NPP, Jumat, ada 59 titik panas di wilayah Kalimantan Selatan. Jumlahnya jauh berkurang dibandingkan dengan hari sebelumnya, 143 titik. Upaya pemadaman kebakaran lahan lewat darat dan udara terus dilakukan.
Di Kalimantan Tengah, titik panas meningkat drastis dalam sehari. Pada Kamis (27/9) pagi, titik panas ditemukan 34 titik, lalu Jumat pagi menjadi 515 titik. Penyebaran kabut asap pun semakin luas.
Prakirawan BMKG Palangkaraya, Arif Rahman, menjelaskan, kondisi angin bergerak umumnya dari timur hingga tenggara dengan kecepatan 5-10 knot. Itu menyebabkan penyebaran kabut asap cukup jauh dari sumber.
Kondisi Sumatera
Di dalam kota Palembang, Jumat pagi, beberapa kawasan di Palembang, seperti di kawasan Jalan Sudirman hingga ke arah Jembatan Ampera, tertutup kabut tipis. Di sejumlah tempat juga terhirup bau asap cukup menyengat di beberapa tempat. Aroma asap pekat terasa sejak Kamis malam. Asap juga membuat mata pedih.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori, kabut itu mungkin saja bercampur asap kebakaran yang terbawa ke Palembang. Saat ini, beberapa kawasan memang masih terbakar, seperti kawasan Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, dan Banyuasin. Namun, semuanya masih terkendali.
Kebakaran juga terjadi di kabupaten Banyuasin, yakni di Desa Mulyasari, Kecamatan Tanjung Lago, dengan luas lahan terbakar sekitar 0,4 hektar, dan Desa Meranti, Kecamatan Suak Tapeh dengan luas lahan terbakar 5 hektar, dan Desa Rimba Asam, Kecamtan Betung, dengan luas lahan terbakar 1 hektar.
Komandan Subsatgas Darat Penanganan Karhutla Sumsel Letnan Kolonel Andik Siswanto mengatakan, saat ini Sumsel masih dalam status siaga kuning hingga masuknya musim hujan yang diperkirakan Oktober 2018. Dalam kondisi ini, pihaknya telah mengerahkan sekitar 250 personel di 55 desa rawan terbakar.
Sementara di Pekanbaru, perkembangan kebakaran lahan dan hutan di wilayah Provinsi Riau mengalami pergeseran signifikan. Apabila selama ini kebakaran besar kerap terjadi di wilayah utara, beberapa hari terakhir kebakaran cukup besar terjadi di selatan, di Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir.
Kebakaran di selatan memunculkan permasalahan baru karena asap besar yang ditimbulkan bergerak ke utara di Pekanbaru. Jumat pagi, asap tipis ada di angkasa Kota Pekanbaru.
Di Merauke, Papua, 47 titik api terpantau ada di 10 distrik (setingkat kecamatan), meningkat dari 35 titik api pada pekan lalu.
Ke-10 distrik itu adalah Merauke, Naukenjerai, Sota, Tabonji, Tanah Miring, Waan, Ilyawab, Kimaam, Okaba, dan Tubang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ke-10 distrik itu terdiri atas 95 kampung.
Kepala BPBD Provinsi Papua Welliam Manderi membenarkan adanya titik api di 10 distrik itu. ”Saya telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Merauke. Mereka telah menerjunkan tim ke lokasi,” katanya.
Penyebabnya adalah pembukaan ladang dengan membakar lahan dan cuaca panas berkepanjangan.
(RAM/SAH/FLO/IDO/JUM)