SURABAYA, KOMPAS — Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Jawa Timur berikrar menolak radikalisme dan terorisme serta berbagai gerakan yang ingin mengubah ideologi Pancasila.
”Pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa sudah tepat,” kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo seusai upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Senin (1/10/2018), di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Karena itu, berbagai gerakan yang menginginkan perubahan ideologi Pancasila dianggap keliru dan tidak sesuai dengan pandangan hidup bangsa. Gerakan yang kemudian berwujud radikal dan teror harus diatasi dan dicegah.
”Yang berbahaya itu ketika wujud ekstrem kiri atau ekstrem kanan yang kemudian menjadi teror,” kata Soekarwo.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Luki Hermawan menambahkan, Polri terus bergerak aktif dalam program penanganan dan pencegahan radikalisme dan terorisme. Di dunia maya, Polri gencar meneliti penyebaran fitnah, ujaran kebencian, hasutan, dan informasi bohong yang bertujuan mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat.
”Tidak ada ruang bagi radikalisme dan terorisme sebab kami akan terus bekerja memberantasnya,” kata Luki.
Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya Mayor Jenderal Arif Rahman mengatakan, TNI selalu siap mendukung Polri dan pemerintahan dalam program penanganan dan pencegahan radikalisme dan terorisme. ”Perlu terus ditegaskan bahwa Pancasila dan NKRI sudah final dan harga mati,” katanya.