PALANGKARAYA, KOMPAS — Warga Kota Palangkaraya mulai terganggu dengan kabut asap yang kian tebal. Senin (1/10/2018) pagi, kabut asap cukup tebal menyelimuti Palangkaraya. Kualitas udara pun masuk kategori tidak sehat.
Ruri Pujiastri (46), warga Jalan RTA Milono, Jekan Raya, Palangkaraya, Kalteng, mengungkapkan, kabut asap sudah tercium sejak pagi tadi. Baunya cukup menyengat hingga masuk ke dalam rumah.
”Untung kami pakai AC jadi masih bisa bertahan. Semoga tidak seperti 2015 karena saat itu kami mengungsi ke Jawa,” ujar Ruri.
Kabut asap menyelimuti Palangkaraya di seluruh wilayah. Sejak seminggu lalu, kabut asap sudah memasuki permukiman, tetapi hanya di beberapa wilayah, seperti Jalan Yos Sudarso Ujung dan sekitarnya.
Beberapa warga terlihat menggunakan masker saat berkendara dan berjalan kaki. ”Anak-anak saya ke sekolah tadi pagi menggunakan masker. Saya khawatir nanti pernapasan mereka terganggu,” kata Melissa (30), warga Hiu Putih, Bukit Tunggal, Palangkaraya.
Sesuai data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya, jumlah titik panas di Kalimantan Tengah mencapai 105 titik. Kabupaten Pulang Pisau menjadi kabupaten dengan titik panas terbanyak, yakni 69 titik.
Selain itu, di Palangkaraya kualitas udara menurun dari sebelumnya di kategori baik saat ini masuk di kategori tidak sehat dengan angka 167 mikrogram per meter kubik. Kualitas udara dalam keadaan tidak sehat jika memasuki angka 150-250 mikrogram per meter kubik.
Prakirawan BMKG Palangkaraya menjelaskan, partikular (PM10) merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer. Nilai ambang batas konsentrasi udara adalah 150 mikrogram per meter kubik. Lebih dari itu udara sudah tidak sehat untuk dihirup.
Jarak pandang pun hanya 800 meter hingga 1,5 kilometer dengan jumlah titik panas mencapai 105 titik di Kalimantan Tengah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Darliansjah menjelaskan, kabut asap diduga merupakan kiriman dari Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau. Di dua daerah itu kebakaran sudah terjadi sejak dua sampai tiga minggu belakangan.
”Di Palangkaraya ada dua titik yang masih dilakukan pemadaman, yakni wilayah Kalampangan dan kompleks Universitas Palangkaraya,” kata Darliansjah.
Darliansjah menjelaskan, pihaknya saat ini terus melakukan pemadaman juga patroli kebakaran hutan dan lahan untuk mencegah kebakaran. Selain dari darat, pemadaman juga dilakukan melalui udara dengan menggunakan bom air.
”Kami lakukan upaya maksimal agar kebakaran hutan dan lahan bisa dikendalikan dan tidak semakin buruk,” ungkap Darliansjah.