MATARAM, KOMPAS - Lombok mulai didatangi wisatawan dalam dan luar negeri. ”Travel advisory” mulai dicabut. Pelaku industri pariwisata optimistis, pada November geliat wisata normal kembali.
Pelaku industri wisata di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, berpacu memulihkan fasilitas yang rusak akibat gempa beruntun Juli-Agustus lalu. Wisatawan pun mulai berdatangan.
”Gili Trawangan mulai ramai dikunjungi wisatawan. Memang ada kerusakan bangunan hotel yang kini dalam recovery. Tetapi sekitar 80 persen hotel di Gili Trawangan mulai normal,” ujar Rikardus Jumas, General Manager Warna Beach Hotel, di Gili Trawangan, Selasa (2/10/2018).
Di Warna Beach Hotel, 10 dari 16 kamar yang dimiliki terisi wisatawan asal Jerman, Inggris, dan Australia. Enam kamar lain dalam perbaikan.
Tingkat keterisian tersebut lebih sedikit dibandingkan sebelum gempa. Bulan Oktober termasuk high season. Kunjungan ke Gili Trawangan bisa mencapai 1.000 wisatawan per hari. Awal Oktober ini, kunjungan ke gili hanya 650-700 wisatawan per hari. Umumnya mereka menginap 2-3 malam.
Hal senada dituturkan Acok Zaini Baso, pemilik Hotel & Bungalow Sama-Sama, Gili Trawangan. Awal September mulai ada wisatawan asing berkunjung ke tiga gili meski relatif sedikit kamar yang siap dihuni. Sebagian besar kamar masih dalam perbaikan. Sejalan dengan penurunan intensitas gempa, jumlah wisatawan pun meningkat.
Kini, sembilan kapal cepat sudah beroperasi melayani penumpang rute Bali-Gili Trawangan. Kedatangan para tamu mendongkrak tingkat hunian kamar yang semula nyaris nol persen menjadi 40 persen dari 10 kamar Hotel & Bungalow Sama-Sama.
”Untuk renovasi kamar yang rusak, kami lakukan bertahap per dua kamar. Dua kamar selesai, lanjut renovasi dua kamar lagi,” kata Acok.
Ricardus dan Acok mengaku kesulitan mendapatkan tenaga kerja. Sebagian staf hotel belum kembali. Mereka masih trauma atau dilarang bekerja oleh orangtuanya. Di Hotel & Bungalow Sama-Sama, baru 57 orang dari 70-an karyawan masuk kerja.
Tetap optimistis
Namun, para pelaku industri pariwisata optimistis ketiga gili yang menjadi salah satu magnet wisata akan pulih. ”Saya perkirakan pada November Gili Trawangan normal lagi. Kamis pekan lalu, pejabat Konsulat Jenderal Inggris berkunjung ke Trawangan. Hari ini, Pemerintah Inggris mencabut travel advisory larangan berkunjung,” kata Acok.
Rikardus menuturkan, upacara 17 Agustus lalu, yang diikuti ratusan warga, TNI-Polri, pelaku industri wisata, dan instruktur selam dari AS, Inggris, dan Australia, memberi pesan kuat kepada dunia luar bahwa ketiga gili aman untuk kembali didatangi.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) NTB Sahnan mengatakan, pesanan melalui agen perjalanan hingga saat ini belum ada perkembangan signifikan. Kalaupun ada wisatawan asing ke Lombok, umumnya para backpacker yang memesan tiket secara daring.
Kegiatan promosi yang dilakukan tahun ini baru terlihat realisasinya tahun 2019. Wisatawan umumnya masih menunggu perkembangan lebih lanjut, apalagi baru saja terjadi gempa di Palu yang tentu berpengaruh terhadap kunjungan ke Indonesia.
Meski demikian, perkembangan di Lombok, menurut Sahnan, bisa menjadi modal para pelaku industri pariwisata. Terlebih, para pelaku industri pariwisata menjual paket wisata perjalanan Sunda Kecil dengan rute Bali-Lombok-Flores.
Sebenarnya, wisatawan masih memiliki pilihan selain di Lombok Utara (Gili Trawangan dan lain-lain). Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, serta obyek wisata di Lombok Selatan sangat layak dikunjungi. Fasilitas wisata di sana tidak terdampak gempa.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, dua bulan terakhir para pelaku industri pariwisata di Gili Trawangan membenahi fasilitas yang rusak secara mandiri. Proses perbaikan diharapkan selesai Desember mendatang. (RUL)