JAKARTA, KOMPAS — Jalur darat lintas Palu melalui Trans-Sulawesi bagian tengah, barat, dan timur sudah bisa ditembus kendaraan. Hal tersebut memudahkan suplai logistik, evakuasi korban, dan mobilitas personel relawan gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pemerintah mempercepat penyaluran logistik melalui jalur darat dan laut.
”Logistik terus disuplai bahkan KRI (Kapal Republik Indonesia) dari TNI dan kapal Pelni dikerahkan menuju Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong,” kata Sutopo di Jakarta, Rabu (3/10/2018).
Ia mengatakan, personel TNI, Polri, dan relawan terus diberangkatkan ke daerah terdampak bencana. Hingga pukul 13.00, BNPB mencatat, sudah ada 6.339 tenaga bantuan yang bekerja di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong. Mereka tersebar di 141 pengungsian dan di bangunan runtuh untuk evakuasi korban.
Akses jalan yang membaik diharapkan dapat memudahkan mobilisasi personel relawan. Semakin banyak personel diharapkan dapat mempercepat evakuasi korban.
Data terakhir BNPB pada Rabu, korban meninggal sebanyak 1.407 orang. Data tersebut diperkirakan bertambah karena proses pencarian dan evakuasi korban masih dilakukan.
Pemetaan wilayah yang hancur juga sudah bisa dilakukan karena pemerintah sudah menerima citra satelit resolusi tinggi di Sulteng setelah bencana. Berdasarkan citra tersebut, diperkirakan bangunan rusak di Palu sebanyak 4.413 unit dan di Donggala sebanyak 733 unit.
Prioritas
Sebanyak 29 negara dan empat organisasi internasional sudah menawarkan bantuan kepada Indonesia. Pemerintah akhirnya memilih 17 negara berdasarkan jenis bantuan yang sesuai kebutuhan di Sulteng, yakni transportasi udara, penanganan air, generator, dan tenda.
Beberapa negara yang menawarkan bantuan tenaga medis, tim SAR, dan obat-obatan diputuskan tidak difasilitasi. Indonesia menyimpulkan bisa memenuhi kebutuhan tersebut berdasarkan hasil komunikasi dengan berbagai badan dan lembaga negara.
Khusus untuk kebutuhan transportasi udara, pemerintah menerima tujuh tawaran bantuan pesawat Hercules C-130 dan helikopter MI-17. Tawaran bantuan tersebut datang dari Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Inggris. ”Pemerintah akan menerima tujuh pesawat dengan pertimbangan daya tampung bandara Balikpapan dan sesuai dengan kebutuhan,” ujar Sutopo.
Ia mengatakan, Balikpapan akan dijadikan pintu masuk bagi pesawat yang membawa bantuan internasional. Hal itu dilakukan agar memudahkan pemerintah dalam melakukan pencatatan barang masuk dan pencatatan keimigrasian.
Posko di Balikpapan akan memfasilitasi bantuan internasional dan melakukan pelaporan berkala ke Menko Polhukam terkait segala hal yang menyangkut bantuan internasional. (SUCIPTO)