JAYAPURA, KOMPAS - Aktivitas warga di Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, lumpuh total. Warga masih ketakutan untuk beraktivitas setelah bentrokan dua kelompok warga, Selasa (2/10/2018), yang menyebabkan tujuh orang terluka dan satu orang meninggal.
Menurut Wakil Ketua DPRD Pegunungan Bintang Viktor Kalakmabin saat dihubungi dari Jayapura, Rabu (3/10/2018), aktivitas pemerintahan, pendidikan dan layanan belum berjalan normal. Warga belum berani beraktivitas karena takut terjadi bentrokan susulan.
”Kami meminta pihak keamanan memastikan agar insiden ini tak lagi terjadi. Apalagi seorang warga meninggal akibat bentrokan ini,” katanya.
Viktor menuturkan, bentrokan menyebabkan lima rumah dan lima toko dibakar massa. Salah satu rumah yang dibakar adalah miliknya.
Ia mengungkapkan, konflik dipicu ada sekelompok orang yang tak menyetujui DPRD menggelar sidang paripurna untuk mengusulkan pemberhentian Bupati Costan Oktemka.
”Kami menggelar sidang paripurna untuk memberhentikan Costan berdasarkan regulasi. Hal ini diperkuat dengan putusan Mahkamah Agung yang menyatakan, putusan mosi tidak percaya atas Costan sah pada 6 September 2018,” tuturnya.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, sekitar 300 warga mengungsi ke Markas Koramil Oksibil sejak Selasa malam.
”Saat ini, para pengungsi terlindungi dengan baik. Namun, fasilitas Koramil Oksibil terbatas. Akibatnya, pengungsi kekurangan sejumlah kebutuhan seperti air bersih,” ujar Aidi.
Korban jiwa
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal membenarkan bahwa ada satu warga yang tewas dalam bentrokan. Sementara itu, satu polisi dan tiga warga yang luka berat telah dievakuasi ke Jayapura pada Rabu pagi.
”Para korban akan menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura. Kami tak dapat memublikasikan identitas korban tewas sebab hal ini dapat memicu konflik susulan,” kata Ahmad.
Ia menambahkan, semua personel Polres Pegunungan Bintang dan bantuan dua peleton Brigade Mobil Polda Papua telah ditempatkan di sejumlah lokasi rawan konflik.
”Saat ini keamanan di Oksibil dalam status waspada. Kami akan berupaya maksimal untuk mencegah kedua pihak kembali bertikai,” ucapnya.
Konflik antara massa pendukung Yance Tapyor dan massa di bawah pimpinan Andi Balyo terjadi pada Selasa pukul 10.20 WIT di jalan umum dekat Pasar Mabilabol.
Diduga konflik terjadi karena ada pro dan kontra pelaksanaan Sidang Paripurna DPRD Pegunungan Bintang untuk menindaklanjuti putusan mosi tidak percaya atas kepemimpinan Costan.
Kelompok Yance mendukung pelaksanaan sidang tersebut, sedangkan Andi dan massanya mendukung Costan. (FLO)