MAKASSAR, KOMPAS — Hingga sepekan pascabencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, 8.355 korban gempa telah diterbangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan. Jumlah tersebut akan semakin bertambah seiring gelombang korban gempa yang keluar dari Palu, Sulteng.
Kepala Penerangan Pangkalan Udara TNI AU Sultan Hasanuddin Mayor (Sus) Henny Purwani mengatakan, sejak gempa melanda Sulteng pekan lalu hingga Jumat (5/10/2018) pagi, 8.355 korban gempa telah diterbangkan ke Makassar. Para korban terbang dari Palu menggunakan pesawat Hercules ke Lanud Sultan Hasanuddin.
Ketika tiba, para korban mendapatkan makanan dari petugas. Korban yang menderita luka-luka atau tengah mengandung langsung dirujuk ke rumah sakit menggunakan ambulans. Sementara korban yang belum dijemput keluarga diantar ke tempat pengungsian di Asrama Haji Sudiang, Makassar.
Penerbangan menggunakan Hercules dari Palu ke Makassar dimulai sejak Sabtu (29/9/2018). Penerbangan komersial saat itu lumpuh karena Bandara Mutiara, Palu, rusak akibat gempa. Jumlah korban gempa yang menuju Makassar terus bertambah. Sebaliknya, jumlah orang yang ke Palu menggunakan Hercules semakin sedikit.
”Penumpang yang ke Palu hingga saat ini tercatat 2.955 orang. Mereka terdiri dari relawan, tim medis, dan TNI/Polri,” ujar Henny.
Sebaliknya, jumlah pengangkutan logistik ke Palu semakin besar, hingga Jumat pagi tercatat 83 ton. Logistik itu berupa bantuan seperti pakaian, makanan, dan minuman.
Menurut Henny, jumlah penerbangan berbeda setiap hari sesuai kebutuhan. Kamis kemarin, misalnya, terdapat 4 penerbangan menuju Palu dan 7 penerbangan menuju Makassar. Hari-hari sebelumnya, penerbangan menuju Palu ataupun Makassar mencapai 6 kali. Saat ini, penerbangan ke Balikpapan dan Jakarta juga dibuka untuk korban gempa.
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mengatakan, pihaknya siap menyediakan tiket untuk korban gempa yang berasal dari luar Sulsel, seperti Malang dan Balikpapan. ”Kami akan berusaha berikan yang terbaik kepada pengungsi korban gempa,” ucapnya.