PALU, KOMPAS — Rumah sakit dan puskesmas di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi yang lumpuh setelah gempa dan tsunami kini diaktifkan kembali. Pengaktifan fasilitas kesehatan itu didukung 855 sukarelawan kesehatan dari berbagai profesi. Ada pula dua kapal rumah sakit yang beroperasi.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, dua pekan sejak gempa di Palu, Sigi, dan Donggala merupakan masa tanggap darurat kesehatan. Target dalam masa tanggap darurat ini adalah evakuasi korban luka yang selama ini tak terjangkau layanan kesehatan. ”Ini sudah masuk tujuh hari sehingga tinggal sepekan lagi untuk masa tanggap darurat,” katanya di Dinas Kesehatan Sulteng, Jumat (5/10/2018).
Pada tiga wilayah yang terkena gempa ada 50 puskesmas yang terdiri dari 19 puskesmas di Sigi, 18 puskesmas di Donggala, dan 13 puskesmas di Kota Palu. Seminggu ini semua puskesmas ditutup. Para petugas medis ikut mengungsi dan menjadi korban.
Demikian juga rumah sakit tak berfungsi optimal. Kecuali RS Anutapura yang sebagian gedungnya ambruk, gedung-gedung dan sarana fasilitas kesehatan itu sebenarnya dalam kondisi baik. Puskesmas dinilai vital karena masih menjadi rujukan pertama masyarakat untuk berobat. ”Saat ini beberapa puskesmas sudah buka. Kami masih pakai tenda di luar karena warga masih takut masuk dalam ruangan,” kata Yurianto.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Anutapura Heri Mulyadi mengatakan, para sukarelawan datang membawa peralatan sendiri sehingga bisa melakukan tindakan operasi. Jumlah dokter di rumah sakit itu sebelum gempa 60 orang, kini tersisa 7 dokter yang aktif. Kekurangan ini teratasi dengan kedatangan sukarelawan medis dari sejumlah daerah dan sukarelawan internasional sebanyak 37 orang.
Kendala lain adalah minimnya obat untuk penyakit yang kerap muncul pascabencana, yakni ISPA, diare, dan penyakit kulit.
”Kami butuh obat untuk penyakit pascabencana juga bahan bakar,” ujarnya. RSUD Anutapura kehilangan 40 anggota staf rumah sakit yang tidak bisa dihubungi. Adapun tujuh anggota staf rumah sakit tewas tertimbun reruntuhan RSUD Anutapura.
Dua kapal rumah sakit sudah beroperasi di Palu dan Donggala. KRI dr Soeharso bersandar di Pelabuhan Pantoloan sejak Kamis. Kapal yang dilengkapi 7 dokter spesialis dan 5 kamar operasi itu sudah melakukan 12 operasi yang berlangsung sampai pukul 02.00. Adapun kapal pinisi RS Terapung Ksatria Airlangga yang memiliki dua kamar operasi ditempatkan di Donggala.
Kepala RS TNI AL dr Ramelan, Surabaya, Kolonel Laut (P) dr I Dewa Gede Nalendra mengatakan, para dokter tentara akan diterjunkan dengan prioritas titik-titik terisolasi. ”Kami ada beberapa regu, satu regu nanti akan diberi satu dokter, bisa dari sukarelawan,” katanya.
Jalur alternatif
Sejumlah jalan alternatif juga digunakan untuk menjangkau wilayah terisolasi di Sigi. Distribusi melalui jalur alternatif, misalnya, dilakukan aparat Polri. Kendaraan yang digunakan bukan truk besar, melainkan kendaraan bak terbuka dan mobil yang memiliki penggerak empat roda. ”Kami berusaha mencari jalur alternatif setelah banyak jalan putus akibat gempa,” kata Kapolres Sigi Ajun Komisaris Besar Wawan Sumantri.
Sejumlah perusahaan turut membantu korban gempa-tsunami Sulteng. Salah satunya PT Astra International Tbk dan perusahaan-perusahaan Grup Astra melalui program Nurani Astra. Bantuan tahap pertama telah tiba di Palu pada Senin (1/10) berupa 260 tenda, 60 genset, 1.000 selimut, 1.000 handuk, 6,5 ton beras, 1.900 liter bahan bakar, bahan makanan, alat mandi, serta kebutuhan bayi dan perempuan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kota Palu menyatakan, pemerintah akan membangun hunian sementara bagi sekitar 30.000 warga korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Targetnya tuntas dua bulan. Kebijakan ini diputuskan dalam rapat koordinasi tentang penanganan dampak gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah yang dipimpin Jusuf Kalla. Hadir Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, dan Bupati Sigi Irwan Lapata. Wali Kota Palu Hidayat dan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said tak tampak
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, semua bantuan dari luar negeri untuk korban gempa di Sulawesi Tengah disalurkan di bawah koordinasi TNI. Ini demi ketertiban administrasi di mana bantuan diterima lewat satu pintu. ”Semua pesawat, tidak ada helikopter, dan pintunya hanya lewat Balikpapan,” kata Hadi seusai upacara perayaan HUT Ke-73 TNI di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jumat. (Tim Kompas)