PALANGKARAYA, KOMPAS — Jumlah titik panas terpantau tinggi di Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Papua pada Jumat (5/10/2018). Kondisi ini memicu banyaknya kasus infeksi saluran pernapasan.
Kabut asap pekat kembali menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sejak Senin (1/10). Saking pekatnya, pada pagi hari, kualitas udaranya mencapai 167 mikron gram per meter kubik atau masuk kategori tidak sehat.
Nilai ambang batas untuk kategori baik harus di bawah angka 50 mikron gram per meter kubik.
Pada Jumat, kondisinya mulai membaik meski belum ideal. Nilai kualitas udara masih berada di angka 57,553 mikron gram per meter kubik.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya, Ika Priti, menjelaskan, tingginya jumlah titik panas membuat kabut asap kerap muncul. ”Jumat pagi, ada 355 titik panas di Kalteng. Jumlah itu naik dibandingkan sehari sebelumnya, hanya 100 titik,” kata Ika.
Penyebabnya, katanya, bervariasi, bisa jadi berasal dari lahan yang sengaja dibakar. Namun, tidak tertutup kemungkinan dari lahan terbakar akibat musim kemarau panjang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Endang L Narang mengungkapkan, kabut asap ikut memicu peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pneumonia.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng menunjukkan, angka ISPA di Kalteng mencapai 45.883 kasus periode Januari-September 2018. Pneumonia juga tinggi, sebanyak 375 kasus di periode yang sama.
”Kalau dilihat dari grafik kesehatan, jumlah kasus masih fluktuatif. Namun, kami tetap waspada dengan mulai membagikan masker,” kata Endang.
Bakar lahan
Hal serupa terjadi di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Polusi udaranya berkisar 151-250 mikron gram per meter kubik. Kondisi ini bakal lebih buruk jika kebakaran hutan di Sumsel, terutama di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir, tak kunjung usai.
Kabut asap terpantau pukul 06.00-07.00 di sejumlah ruas jalan utama di Palembang, seperti Simpang Patal, Jalan Noerdin Pandji, dan Jalan Sudirman. Kendaraan harus menyalakan lampu karena jarak pandang yang terbatas. Beberapa warga bahkan mulai menggunakan masker.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang Nandang Pangaribowo mengatakan, pengamatan cuaca pada Jumat pagi menunjukkan udara di Palembang sudah diselimuti kabut asap dengan jarak pandang 1 kilometer-2 kilometer.
Titik panas juga muncul di Kabupaten Merauke, Papua. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Merauke Sony Betaubun mengatakan, titik panas tersebar di 20 distrik, rata-rata ada 30 titik api di setiap distrik.
Sony mengatakan, warga belum bisa menghilangkan kebiasaan lamanya membakar lahan untuk beragam keperluan. Padahal, hujan tidak turun di banyak kawasan di Merauke sejak tiga bulan terakhir.
”Kami berusaha maksimal mengurangi jumlah titik api itu. Jika melebihi 50 titik api per distrik, bakal mengganggu penerbangan dan kesehatan warga,” katanya. (IDO/RAM/FLO)